Bahkan, ia masih sempat berbincang dengan anaknya sepanjang perjalanan, tanpa menyadari bahwa istrinya tidak ada di dalam mobil.
Panik dan Kehujanan di Rest Area
Sementara itu, Cucu yang baru keluar dari toilet mulai kebingungan mencari mobilnya.
Dalam kondisi hujan, ia mondar-mandir di rest area untuk memastikan apakah mobil mereka masih ada.
Namun, setelah beberapa saat, ia menyadari bahwa mobil benar-benar sudah pergi.
“Sadar mobil tidak ada di arah mana pun, aku langsung telpon suami,” ujarnya.
Mendengar kabar itu, suaminya panik dan menangis karena merasa bersalah. Ia langsung berniat putar balik.
Namun, Cucu yang berusaha tetap tenang menyarankan agar suaminya tidak kembali terlalu jauh.
“Aku bilang, ‘Tidak apa-apa, Bapak. Bapak berhenti saja, kabarin titiknya, aku nyusul’,” tuturnya.
Dibantu Kru Bus Hingga Bertemu Kembali
Dalam kebingungannya, Cucu memberanikan diri menghampiri sebuah bus yang sedang mengisi bahan bakar di SPBU rest area.
Ia meminta bantuan kepada kru bus agar bisa menumpang hingga titik pertemuan dengan suaminya. Beruntung, para kru bus dengan sukarela membantunya.
Bahkan, salah satu kru memberikan kursinya kepada Cucu dan memilih jongkok di tengah agar ia bisa duduk dengan nyaman.
Berkat bantuan mereka, Cucu akhirnya bertemu kembali dengan suaminya di Km 396. Sang suami, yang masih diliputi rasa panik dan bersalah, langsung memeluknya erat.
“Suami panik dan menangis, dia sangat menyesal tidak mengecek lebih detail, walau sepenuhnya bukan salahnya,” ujar Cucu.
Setelah delapan tahun rutin mudik dengan mobil pribadi, ini adalah kali pertama Cucu mengalami kejadian tak terduga seperti ini.
“Sejauh ini perjalanan mudik kami tidak pernah ada hal nyeleneh seperti ini, ha-ha-ha,” ujarnya sambil tertawa mengenang peristiwa tersebut dikutip dari kompas.com