Liga Italia

Antonio Conte Masih Pegang Semboyan Datang, Juara dan Pergi, Jadi Latih Juventus?

Editor: Joseph Wesly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CONTE LATIH JUVE- Pelatih Napoli Antonio Conte usai membawa Napoli menyabet scudetto keempat. Conte disebut pergi meninggalkan Napoli setelah membawa Partenopei juara liga Italia setelah mengalahkan Cagliari, Jumat (23/5/2025) atau Sabtu dini hari dengan skor 2-0. (@officialsscnapoli)

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Antonio Conte masih memegang semboyan datang, juara lalu pergi.

Conte dikabarkan akan meninggalkan Napoli setelah membawa Il Partenopei juara liga Italia.

Napoli sukses meraih scudetto keempat setelah mengalahkan Cagliari 2-0.

Hasil itu membuat Napoli unggul satu poin di atas Inter Milan sehingga berhak menjadi jura Liga Italia.

Namun seperti kebiasannya, Conte tidak pernah berlama-lama di sebuah klub.

Antonio Conte biasanya akan pergi setelah membawa sebuah klub juara.

Prediksi ini semakin menguat setelah Conte dikabarkan mundur beberapa jam setelah perayaan Scudetto. 

Berdasarkan laporan dari Sky Sport Italia dan La Gazzetta dello Sport menyebut Conte telah menyampaikan keputusan mundurnya kepada manajemen Napoli. 
 

Baca juga: Antonio Conte Dipuji Pemain usai Sanggup Bawa Napoli Juara Liga Italia Meski dengan Pemain Seadanya

Kepergiannya disebut akan menciptakan efek domino bagi sejumlah klub lainnya seperti Juventus, AC Milan dan AS Roma yang kini sedang berburu pelatih baru.

Bikin Efek Domino

Jika Conte memutuskan untuk tidak mengambil cuti satu tahun lagi dan langsung kembali bekerja, tujuan yang paling mungkin adalah Juventus.

Bianconeri telah memecat Thiago Motta pada Maret lalu dan mendatangkan Igor Tudor sebagai penggantinya dalam jangka pendek.

Conte adalah mantan pelatih sukses Juventus. Ia membawa klub Turin itu bangkit setelah terpuruk pasca-kasus calciopoli.

Di sana, Conte mempersembahkan tiga trofi untuk Juventus dari 2011-2014, sebelum kemudian menjadi pelatih tim nasional Italia (2014-2016) dan Chelsea (2016-2018). 

Napoli sendiri dikabarkan telah melakukan respon cepat dengan menyiapkan Massimiliano Allegri sebagai suksesornya.

Allegri disebut sudah hampir pasti menerima tawaran Napoli dengan kontrak dua tahun senilai €6 juta per musim. 

Ini adalah langkah antisipatif Napoli yang tampaknya belajar dari kekacauan musim lalu usai ditinggal Luciano Spalletti.

Kala itu Napoli limbung dengan tiga pelatih bergantian keluar masuk dan akhirnya gagal lolos ke kompetisi Eropa.

Menariknya, Allegri pernah menggantikan Conte sebelumnya, tepatnya pada 2014 di Juventus dan sukses selama bertahun-tahun termasuk membawa Juve ke final Liga Champions.

Jika skenario ini terulang di Napoli, maka Allegri kembali menjadi "penyambung tongkat estafet" dari rival lamanya.

AS Roma juga bakal terkena efek kepergian Conte dari Napoli. Tim Serigala Ibukota itu juga sedang mencari pelatih baru.

Giallorossi finis di posisi kelima musim ini bersama Claudio Ranieri. Namun sang pelatih telah memutuskan pensiun dan mengharuskan Roma mencari penggantinya.

Mereka sempat mengincar Allegri sebagai salah satu kandidatnya. Namun dengan kabar sang target merapat ke Napoli, tentu Roma harus mencari nama lain.

Roma kemungkinan akan menengok ke opsi lain seperti Vincenzo Italiano, yang baru saja membawa Bologna menjuarai Coppa Italia.

Selain Roma, AC Milan juga ikut terseret. Conte dan Allegri adalah dua nama yang sempat masuk radar Rossoneri. 

Situasinya bahkan jauh lebih genting karena Sergio Conceicao hampir dipastikan tak akan bertahan setelah 30 Juni.

Dengan dua target nama yang hampir pasti lepas, Rossoneri kini harus berbelok ke opsi cadangan seperti Thiago Motta atau Roberto Mancini, meski belum ada kesepakatan konkret.

Kehadiran Igli Tare sebagai direktur olahraga baru juga membuat nama Maurizio Sarri dicoret dari daftar, karena hubungan keduanya yang tidak harmonis saat di Lazio.

Perombakan pelatih di klub-klub besar Serie A musim depan bisa mengubah total dinamika liga. 

Napoli ingin menjaga momentum juara, Juventus sedang mencari arah baru, Roma perlu stabilitas, sementara Milan berada di ujung kebingungan.

Jika Antonio Conte memilih untuk melatih klub lain seperti Juventus, dan Allegri mendarat di Napoli, maka musim depan bisa menjadi panggung bagi rivalitas lama dengan latar baru.

Dan untuk Milan—salah satu klub paling bersejarah di Italia—pertanyaan besarnya kini bukan soal pemain, tapi soal siapa yang akan duduk di kursi pelatih. Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News