SPMB 2025

Warga RW Wong Pitu Minta Kuota Khusus agar Pelajar Setempat Masuk SMAN 3 Tangsel

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DEMO SPMB- Puluhan warga mendatangi SMAN 3 KotaTangerang Selatan, Pamulang, untuk menggelar aksi damai Selasa (2/7/2025) Warga memprotes sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) karena anak-anak dari lingkungan sekitar tidak diterima di sekolah tersebut. (TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico)

Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, PAMULANG - Warga lingkungan RW Wong Pitu, Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan yang tinggal di sekitar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 menyuarakan tuntutan mereka terkait penerimaan peserta didik baru (PPDB). 

Puluhan warga meminta agar sekolah menyediakan kuota khusus setiap tahun bagi anak-anak yang tinggal di wilayah sekitar, minimal satu kelas.

Permintaan ini muncul setelah banyak anak-anak dari lingkungan terdekat sekolah tidak diterima melalui jalur Domisili, meskipun jarak rumah mereka hanya belasan meter dari SMAN 3 Tangsel. 

“Dari 64 anak yang mendaftar dari lingkungan sini, hanya 16 yang diterima. Padahal nilai anak-anak kami tidak rendah. Banyak yang nilainya di atas 87, bahkan ada yang di atas 90,” ujar Mujianto perwakilan RW, Pamulang, Tangsel, Rabu (2/7/2025).

Mujianto menyebut permasalahan ini bukan terjadi pertamakali, melainkan telah berulang selama tiga tahun terakhir, sejak tahun 2022. 

Ketidaksesuaian antara sistem domisili dan realita di lapangan menjadi penyebab utama ketegangan antara warga dan pihak sekolah.

“Setiap tahun selalu begini, selalu ribut. Maka kami minta ada kuota khusus, minimal satu kelas, supaya tidak terus jadi konflik. Biar ke depan lebih tertib, tinggal RW yang bagi,” kata Mujianto.

Ia menekankan bahwa selama ini mereka telah memberikan dukungan penuh terhadap keberadaan SMAN 3 Tangsel termasuk menyediakan akses jalan dan lapangan untuk kegiatan olahraga, upacara, dan aktivitas lainnya.

Baca juga: Warga RW Wong Pitu Benda Baru Geruduk SMAN 3 Tangsel, Protes Soal Penerimaan Peserta Didik Baru

Namun, warga merasa kontribusi tersebut tidak sebanding dengan hak pendidikan yang diperoleh oleh anak-anak mereka.

“Lapangan kami dipakai, jalan kami dilewati. Kami tidak pernah minta apa-apa, hanya minta anak-anak kami bisa sekolah di sini,” ujar Mujianto.

Jika tidak ada tanggapan dari pihak sekolah maupun pemerintah daerah, warga mengancam akan menutup akses jalan menuju SMAN 3 Tangsel sebagai bentuk protes. 

"Kami akan portal jalan, warga berencana memportal akses jalan. Kami ini punya akses lapangan, yang digunakan oleh siswa untuk kegiatan olahraga, latihan, upacara, dan kegiatan lainnya. Itu lapangan milik RW 15 dan RW 12, dan kami tidak pernah menuntut apa-apa," pungkasnya. 

Sebelumnya diberitakan, puluhan warga mendatangi SMAN 3 Tangsel, Pamulang, untuk menggelar aksi damai Selasa (2/7/2025).

Warga memprotes sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) karena anak-anak dari lingkungan sekitar tidak diterima di sekolah tersebut.

Dengan membawa spanduk dan poster bertuliskan keluhan, warga sekitar SMAN 3 Tangerang Selatan berbondong-bondong mendatangi sekolah itu.

Di gerbang berwarna hitam, terbentang sebuah banner bertuliskan:

"Aksi damai warga RW Wong Pitu, Kelurahan Benda Baru — RW 10, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Jalan dan portal kami tutup sementara, bukan untuk mengganggu, tetapi untuk dilihat dan didengar," tertulis dalam sepanduk yang dipasang warga di area pagar sekolah.

"Berikan hak pendidikan yang adil bagi anak-anak di lingkungan kami untuk bersekolah di SMAN 3 Tangerang Selatan," lanjut tertulis di dalam spanduk.

Tak jauh dari banner utama, sebuah tulisan lain terpampang jelas bertulis kan "Warga lingkungan yes, warga luar no".Tak hanya dipasang di pagar, berbagai tulisan berisi harapan juga ditempelkan di tembok-tembok di depan area sekolah. 

Tulisan-tulisan tersebut ditulis di atas karton, menggambarkan aspirasi warga agar anak-anak mereka bisa diterima bersekolah di SMAN 3 Tangerang Selatan.

Sebagian warga diberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya langsung kepada pihak sekolah di dalam lingkungan SMAN 3 Tangerang Selatan. 

Sementara itu, warga lainnya tetap menunggu di luar gerbang sekolah.

Dalam orasinya, salah satu warga menyampaikan semangat dan sindiran atas kondisi yang mereka alami.

"Ayo kita semangat memperjuangkan hak kita. Kita tunggu hasilnya. Jangan-jangan hanya Kartu Keluarga dari langit yang bisa sekolah di sini," ujar ujar salah satu warga dengan lantang melalui mikrofon. 

Sampai berita ini diturunkan, warga masih menunggu hasil pertemuan antara perwakilan mereka dengan pihak SMAN 3 Tangsel. (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News