TRIBUN TANGERANG.COM- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kecewa berat dan merasa sangat bersedih.
Pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi atau KDM ini meminta maaf karena ada balita warga Sukabumi, Jawa Barat yang meninggal karena cacingan.
Cacingan kondisi dimana infeksi cacing yang masuk ke dalam tubuh manusia. Parasit tersebut menginfeksi bagian usus sehingga menimbulkan sederetan gejala.
Cacingan bisa menyebabkan berbagai macam gejala, mulai dari rasa gatal di anus atau vagina.
Selain itu menyebabkan gangguan pencernaan, seperti diare, mual, muntah hingga penurunan berat badan.
Dalam kasus ekstrem, cacingan bisa menyebakan meninggalnya seseorang bisa sudah dalam kondisi parah.
Balita tersebut bernama Raya. Umurnya tidak panjang. Dia meninggal dalam usia tiga tahun.
Balita tersebut tewas karena cacingan akut. Korban meninggal karena kehidupan miskin yang keluarganya jalani.
Sang ibu merupakan Orang dengan Gangguan Jiwa, sedangkan sang ayah penderita TBC.
Kemiskinan yang dialami keluarga membuat Raya tumbuh dalam lingkungan yang tidak hegienis.
Dia terbiasa bermain di kolong rumah dengan ayam dan kotarannya.
Sang balita diduga cancingan karena kerap kontak dengan kotoran ayam sehingga terjangkit cacingan.
Meninggalnya bayi Raya karena cacingan membuat KDM bersedih.
Dia mengatakan meninggalnya Raya mencerminkan masih adanya kesenjangan akses gizi dan sanitasi bagi masyarakat miskin.
Ia pun meminta dinas terkait untuk segera melakukan investigasi dan memberikan pendampingan kepada keluarga korban.
Selain itu, pemerintah provinsi akan memperkuat edukasi kesehatan masyarakat untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
“Saya menyampaikan prihatin dan rasa kecewa yang sangat dalam, serta permohonan maaf atas meninggalnya seorang balita yang tubuhnya dipenuhi cacing,” ujar pria yang akrab KDM itu dalam keterangan resminya, Selasa (19/8/2025).
Ia menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar telah mengirimkan tim untuk mengevakuasi dan merawat keluarga almarhum sebagai upaya menangani keluarga korban.
“Hari ini, kami sudah mengirim tim untuk mengangkut seluruh keluarga tersebut agar keluarganya juga dirawat karena menderita TBC,” ucap KDM.
Viral Video Raya Disaksikan 9,8 Juta Kali
Sebelumnya, sebuah video yang diunggah akun Rumah Teduh di Facebook mengenai kasus meninggalnya balita bernama Raya menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Video berdurasi sembilan menit tersebut sudah ditonton lebih dari 9,8 juta kali dan memperlihatkan kondisi kritis Raya saat dirawat di Intensive Care Unit (ICU).
Dalam video itu disebutkan, tubuh Raya dipenuhi ribuan cacing gelang. Bahkan, cacing terlihat keluar dari hidung, mulut, dan anus.
Berdasarkan keterangan dokter yang menangani, KDM mengatakan bahwa Raya meninggal akibat cacingan parah atau askariasis.
Kondisi Raya semakin memburuk karena pengaruh lingkungan dan situasi keluarga.
Untuk diketahui, Raya tinggal bersama keluarganya di Kampung Pangenyangan, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.
“Ibunya mengalami gangguan kejiwaan, ayahnya menderita TBC. Sejak balita, ia (Raya) terbiasa tinggal di kolong rumah bersama ayam dan kotorannya.
Tangan tidak pernah dicuci, lalu mulutnya kemasukan cacing,” jelas KDM.
Ia menegaskan, Pemprov Jabar akan memberikan sanksi kepada pemerintah desa dan pihak terkait yang dianggap lalai menjalankan fungsi pelayanan dasar, seperti Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), pos pelayanan terpadu (posyandu), dan bidan desa.
“Fungsi-fungsi pokok pergerakan PKK, posyandu, dan kebidanannya tidak berjalan. Sanksi akan kami berikan pada siapapun dan daerah manapun yang terbukti tidak memberikan perhatian kepada masyarakat,” tegas KDM.
Ia berharap kasus Raya menjadi peringatan bagi seluruh aparat pemerintahan di desa untuk lebih aktif melakukan pengecekan kondisi warganya.
“Jangan abai, jangan ribut ketika peristiwanya terjadi. Salam hormat untuk semua, semoga kami bisa bekerja dengan baik,” kata KDM.
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News