Absennya Bupati Sudewo inilah yang kemudian memicu berbagai spekulasi, termasuk aksi simbolis berupa nyala lilin di Alun-alun Pati.
Bukan Komando Aliansi Masyarakat Pati Bersatu
Yang menarik, Masyarakat Pati Bersatu yang sebelumnya memimpin aksi demonstrasi besar membantah sebagai penggagas kegiatan ini.
“Kami tidak tahu-menahu soal aksi lilin ini. Di pamflet pun tidak ada nama korlap atau penanggung jawab. Bisa jadi ini spontanitas warga,” ujar Hanif Wagirin, salah satu koordinator posko aksi.
Hanif menduga warga yang melihat pamflet di media sosial tergerak datang sambil membawa lilin lalu diikuti warga lain sehingga jumlahnya semakin banyak.
Menurutnya, aksi ini menandakan banyak masyarakat yang penasaran dengan kelanjutan kasus pemakzulan Bupati Sudewo.
“Selama aksi ini damai dan tidak anarkis, tentu kami mendukung,” imbuhnya.
Doa untuk Pati yang Damai
Tidak semua warga yang hadir memaknai aksi ini sebagai sindiran.
Seperti Nur Zulaikah, warga Wedarijaksa, yang datang bersama suami dan teman-temannya.
Ia mengaku ikut menyalakan lilin sebagai doa untuk Pati.
“Semoga masyarakat Pati semakin damai dan lebih baik lagi. Pokoknya Pati cinta damai,” ujarnya.
Bagi sebagian warga, nyala lilin di Alun-alun bukan sekadar sindiran, melainkan harapan agar Pati segera pulih dari gejolak politik yang tengah berlangsung.
Diminta Warga Mundur
Demo besar-besaran itu berawal dari warga akan menggelar demo terkait wacana menaikan PBB sebesar 250 persen.