Demo Bupati Pati

Peringati 7 Hari Menghilangnya Bupati Pati Sudewo Pasca Demo, Warga Nyalakan 1000 Lilin di Alun-alun

Editor: Joseph Wesly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AKSI NYALAKAN LILIN - Kolase aksi menyalakan lilin dan Bupati Sudewo. Ratusan lilin dinyalakan warga di tepian bundaran Alun-alun Pati, Rabu (20/8/2025) malam untuk memperingati tujuh hari menghilangnya Bupati Pati Sudewo pasca didemo pada 13 Agustus 2025. (TRIBUN JATENG/MAZKA HAUZAN NAUFAL)

TRIBUN TANGERANG.COM, PATI- Pedestrian bundaran Alun-alun Pati Rabu (20/8/2025) malam semarak  dengan menyalanya 1000 lilin.

Ribuan lilin menyala serentak membuat suasa menjadi syahdu.

Aksi menyalakan lilin ini merupakan aksi memperingati menghilangnya bupati Pati, Sudewo.

Sudewo disebut tidak lagi masuk kantor sejak aksi demo besar-besaran warga Pati pada 13 Agustus 2025.

Pasca demo itu, warga semakin banyak yang menyalakan lilin di tepian bundaran.

Tidak cuma lilin, warga juga menaburkan bunga berwarna merah putih layaknya ritual doa atau peringatan.

Aksi tersebut berawal dari pamflet digital bertajuk 'Festival 1.000 Lilin' di media sosial. 

Berdasarkan narasi festival itu felar untuk memperingati tepat tujuh hari setelah Sudewo 'meninggalkan' pendopo, usai didemo warganya sendiri.

Baca juga: Bupati Sudewo Ogah Mundur, Pilih Perbaiki Diri Meski Sudah Didemo Warga Pati

Bahkan kata “MENINGGAL” dalam pamflet itu bahkan ditulis dengan huruf kapital, seakan menjadi satire terhadap absennya sang bupati.

Bupati Sudewo Absen Sepekan, Tugas Diwakilkan

Diketahui sejak aksi demonstrasi besar di Pati, Bupati Sudewo tidak pernah lagi muncul di ruang publik maupun agenda resmi. 

Beberapa kegiatan penting pemerintahan terpaksa diwakilkan kepada Wakil Bupati Risma Ardhi Chandra dan Pj Sekda Riyoso.

Pada rapat paripurna Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di DPRD Pati, Sudewo absen dan hanya diwakili Pj Sekda.

Bahkan saat upacara HUT ke-80 RI di halaman Setda Pati, peran inspektur upacara digantikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.

Taj Yasin menyebut ia hadir atas penugasan Gubernur Ahmad Luthfi karena Sudewo tengah sakit.

Absennya Bupati Sudewo inilah yang kemudian memicu berbagai spekulasi, termasuk aksi simbolis berupa nyala lilin di Alun-alun Pati.

Bukan Komando Aliansi Masyarakat Pati Bersatu

Yang menarik, Masyarakat Pati Bersatu yang sebelumnya memimpin aksi demonstrasi besar membantah sebagai penggagas kegiatan ini.

“Kami tidak tahu-menahu soal aksi lilin ini. Di pamflet pun tidak ada nama korlap atau penanggung jawab. Bisa jadi ini spontanitas warga,” ujar Hanif Wagirin, salah satu koordinator posko aksi.

Hanif menduga warga yang melihat pamflet di media sosial tergerak datang sambil membawa lilin lalu diikuti warga lain sehingga jumlahnya semakin banyak.

Menurutnya, aksi ini menandakan banyak masyarakat yang penasaran dengan kelanjutan kasus pemakzulan Bupati Sudewo.

“Selama aksi ini damai dan tidak anarkis, tentu kami mendukung,” imbuhnya.

Doa untuk Pati yang Damai

Tidak semua warga yang hadir memaknai aksi ini sebagai sindiran.

Seperti Nur Zulaikah, warga Wedarijaksa, yang datang bersama suami dan teman-temannya. 

Ia mengaku ikut menyalakan lilin sebagai doa untuk Pati.

“Semoga masyarakat Pati semakin damai dan lebih baik lagi. Pokoknya Pati cinta damai,” ujarnya.

Bagi sebagian warga, nyala lilin di Alun-alun bukan sekadar sindiran, melainkan harapan agar Pati segera pulih dari gejolak politik yang tengah berlangsung.

Diminta Warga Mundur

Demo besar-besaran itu berawal dari warga akan menggelar demo terkait wacana menaikan PBB sebesar 250 persen.

Warga yang tidak terima dengan wacana itu berencana menggelar demo yang rencananya akan dihadiri 5 ribu orang.

Merespons wacana demo tersebut, bupati Sudewo justru menantang warga untuk menggelar demo.

Tidak cukup 5 ribu orang, Sudewo menantang warga agar menghadirkan 50 ribu orang.

Namun tantangan itu berujung permintaan maaf hingga terjadi demo besar-besaran.

Diperikiraka ada 150 ribu orang yang berkumpul di alun-alun Pati.

Demo yang awalnya bertujuan untuk membatalkan wacana kenaikan PBB 250 persen berubah menjadi demo memakzulkan Sudewo.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News