Kepala BIN Mendadak Dipanggil Presiden ke Istana, Sebut Datang Bawa Informasi Penting, Soal Apa?

Herindra mengaku datang ke Istana untuk menemui Presiden Prabowo. Kedatangannya Istana karena diminta sang presiden untuk menemuinya.

Editor: Joseph Wesly
(Tribunnews.com/Taufik Ismail)
MENDADAK DIPANGIL PRESIDEN- Kepala BIN Muhammad Herindra mendatangi Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (4/9/2025). Herindra akan menyampaikan informasi penting ke Presiden Prabowo. Tribunnews.com/Taufik Ismail 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (HOR) Muhammad Herindra mendadak datang ke Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (4/9/2025). 

BIN adalah Badan Intelejen Negara. BIN berada di bawah kendali Presiden.

BIN bertugas memberikan informasi langsung kepada Presiden.

Herindra mengaku datang ke Istana untuk menemui Presiden Prabowo.

Kedatangannya Istana karena diminta sang presiden untuk menemuinya.

Herindra terpantau datang ke Istana sekitar 13.00 WIB melalui pintu pilar, Jalan Veteran, Jakarta.

Mengenakan batik lengan panjang, Herindra langsung masuk ke dalam Istana setelah tuun dari mobilnya.

"Ya saya dipanggil presiden," kata Herindra.

Herindra mengatakan kedatangannya untuk menyampaikan nformasi informasi penting untuk Presiden Prabowo.

Namun dia tidak memberikan bocoran soal informasi apa yang akan dia sampaikan kepada Presiden.

"Ya tentunya ada informasi penting yang harus saya sampaikan kepada presiden, itu saja.  Nanti akan kita,...Ini juga ya," katanya.

Jenderal Kopassus ini menga bahwa kondisi di Jakarta dan lainnya sudah pulih.

Selain itu situasi sekarang ini, kata dia, sudah kondusif.

"Insya Allah aman, InsyaAllah aman. Pokoknya saya akan menyampaikan informasi," pungkasnya.

Sebagai informasi, unjuk rasa terjadi di berbagai wilayah Indonesia dalam sepekan terakhir.

Demo yang berakhir rusuh itu disertai penjarahan dan perusakan fasilitas umum termasuk membakar sejumlah gedung DPRD di daerah.

Gelombang demonstrasi ini dipicu oleh ketidapuasan publik terhadai DPR dan pemerintah termasuk soal kenaikan tunjangan perumahan DPR hingga Rp50 juta/bulan.

Selama demo terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, terdapat sembilan orang yang meninggal.

Akibat aksi tersebut banyak petugas yang menderita luka-luka.

Selain itu Polri juga memecat anggotanya karena dianggap lalai dan menyebakna seorang driver ojek bernama Affan Kurniawan tewas.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved