14 Anak Tewas setelah Minum Sirup Obat Batuk Coldrif di India, Apakah Beredar di Indonesia?

Obat bermerk Coldrif itu disebut menyebabkan gagal ginjalnya khususnya bagi pasien yang usianya balita

Editor: Joseph Wesly
(Newsonairgov/freepik)
TEWASKAN 14 ANAK- Obat batuk sirup Coldrif tewaskan 14 anak di India. Apakah Coldrif Syrup beredar di Indonesia?. (Newsonairgov/freepik) 

TRIBUNTANGERANG.COM, NEW DELHI- Kabar menyedihkan datang dari India. Sebanyak 14 anak tewas setelah minum obat batuk.

Obat batuk tersebut diduga mengandung zat beracun sehingga menyebabkan penggunanya meninggal dunia.

Obat bermerk Coldrif itu disebut menyebabkan gagal ginjalnya khususnya bagi pasien yang usianya balita.

Sedikitnya 14 anak dilaporkan meninggal dunia akibat mengonsumsi sirup obat batuk yang diduga mengandung zat beracun. 

Menurut laporan polisi, sebagian besar korban adalah anak-anak di bawah usia lima tahun yang meninggal karena gagal ginjal.

Mereka disebut dalam sebulan terakhir setelah mengonsumsi sirup obat batuk bermerek Coldrif Syrup. 

Obat itu disebut mengandung Diethylene Glycol (DEG) berdasarkan hasil investigasi awal.

DEG merupakan zat kimia beracun yang kerap digunakan dalam industri antifreeze dalam kadar hampir 500 kali lipat di atas batas aman.

Respons BPOM

Terkait kasus ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia memastikan bahwa produk Coldrif Syrup tidak terdaftar dan tidak beredar di Indonesia.

“Obat tersebut tidak terdaftar dan tidak beredar di Indonesia,” jelas Eka Rosmala, Humas BPOM RI, saat dikonfirmasi Tribunnews, Selasa (7/10/2025).

Ia menambahkan bahwa masyarakat Indonesia diimbau untuk tetap menjadi konsumen cerdas dan selalu memeriksa aspek keamanan obat sebelum dikonsumsi.

“Masyarakat diimbau agar tetap menjadi konsumen cerdas dan selalu ingat Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau menggunakan obat,” kata Eka.


Cek KLIK, Langkah Sederhana yang Menyelamatkan

Program Cek KLIK yang digalakkan BPOM bukan sekadar slogan, melainkan upaya sistematis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keamanan produk obat dan makanan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved