Agar Ilmu Tak Berhenti di Kelas, Guru SMK Dibekali Pelatihan Baterai Langsung dari Ahlinya

Awalnya saya ingin memberikan beasiswa ini ke mahasiswa. Tapi saya berpikir, kalau guru SMK yang ikut, dampaknya bisa lebih luas

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
(TribunTangerang.com/Ikhwana Mutuah Mico)
PELATIHAN TEKNOLOGI BATERAI- Peserta pelatihan intensif teknologi baterai sedang mengikuti sesi praktik pembuatan battery pack. Program ini menyasar guru-guru SMK untuk memperkuat transfer ilmu ke siswa di seluruh Indonesia, (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 

Laporan Wartawan
TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, SERPONG- Sebagai bagian dari upaya mendorong percepatan transisi energi dan penguatan industri baterai dalam negeri, program pelatihan intensif bidang baterai kini mulai menyasar guru-guru SMK sebagai peserta utama penerima beasiswa.

Founder National Battery Research Institute, Evvy Kartini, mengungkapakan keputusan ini diambil demi memastikan transfer ilmu yang lebih luas ke siswa-siswa di seluruh Indonesia.

"Awalnya saya ingin memberikan beasiswa ini ke mahasiswa. Tapi saya berpikir, kalau guru SMK yang ikut, dampaknya bisa lebih luas. Mereka bisa kembali ke sekolah dan mengajarkan ini ke murid-muridnya," ujar Evvy Kartini saat ditemui TribunTangerang.com, Serpong, Tangsel, Senin (29/9/2025).

Evvy mengungkapkan program ini memberikan pelatihan komprehensif mengenai teknologi baterai, mulai dari teori dasar hingga praktik langsung pembuatan battery pack.

Dalam dua hari pelatihan, lanjut Evvy, peserta tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga mengikuti praktikum, simulasi, dan presentasi proyek kelompok.

"Kita undang juga dari industri seperti PLN, dan juga dari Departemen Perhubungan untuk menjelaskan aspek regulasi dan keselamatan. Mereka tidak hanya belajar tentang sel baterai, tapi juga bagaimana mengujinya, standar SNI-nya, bahkan proses pengisian dayanya," kata Evvy.

Ia menjelaskan, beasiswa ini diberikan kepada sekitar 10 peserta per batch, menyesuaikan dengan kapasitas kelas yang maksimal hanya dapat menampung 20 orang. Penyelenggara berencana membuka program khusus untuk SMK jika minat dan dukungan terus meningkat.

Pada momen ini, Ia mengungkapkan Indonesia tengah membangun ekosistem baterai yang berjalan paralel, baik dari sisi material (upstream), proses manufaktur (midstream), hingga produk akhir (downstream). 

Kolaborasi antara pemerintah, industri, lembaga riset, dan dunia pendidikan menjadi kunci agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pemain utama dalam industri baterai global.

"Dengan adanya pelatihan-pelatihan semacam ini, kita ingin siapkan SDM dari sekarang. Mulai dari guru SMK, mahasiswa, hingga teknisi yang paham tidak hanya teori, tapi juga praktik dan regulasinya," pungkasnya.(m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved