Virus Corona

Cegah Varian Mu Masuk Indonesia, Kemenhub Bakal Perketat Bandara dan Pelabuhan Internasional

Budi juga telah meminta jajarannya melakukan konsolidasi internal dan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Editor: Yaspen Martinus
TRIBUNNEWS/SENO TRI SULISTIYONO
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya bakal memperketat akses masuk di bandara dan pelabuhan internasional, untuk mencegah penyebaran varian baru Covid-19 Mu di Indonesia. 

TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Kementerian Perhubungan bakal memperketat akses masuk di bandara dan pelabuhan internasional, untuk mencegah penyebaran varian baru Covid-19 Mu di Indonesia.

“Sesuai arahan Bapak Presiden RI Joko Widodo, yang memerintahkan kepada kami untuk mencegah masuknya varian baru Covid-19 ke Indonesia."

"Kami segera menyiapkan langkah-langkah untuk mengantispasinya,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam pernyataan pers yang diterima Tribun, Selasa (7/9/2021).

Baca juga: Yahya Waloni Dikembalikan ke Bareskrim Usai Dirawat karena Pembengkakan Jantung

Budi juga telah meminta jajarannya melakukan konsolidasi internal dan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Kemenlu, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kemenkes, Satgas Penanganan Covid-19, dan Ditjen Imigrasi.

Menhub mengatakan, untuk mencegah masuknya varian baru Covid-19 ke Indonesia, salah satunya perlu dilakukan pengendalian transportasi di simpul-simpul transportasi yang melayani rute-rute internasional, yakni di bandara maupun pelabuhan internasional.

“Kami segera menggelar pertemuan untuk berkoodinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti dengan Kemenlu, KKP, Satgas Penanganan Covid-19, dan Ditjen Imigrasi."

Baca juga: Penyidik KPK Tak Lulus TWK: Harun Masiku Ada di Indonesia pada Agustus 2021

"Untuk menentukan langkah-langkah pengendalian yang diperlukan, dalam rangka mencegah masuknya varian baru Covid-19,” jelas Menhub.

Kemenhub juga akan melakukan koordinasi dengan TNI dan Polri untuk melakukan penjagaan, serta meminta pendapat para ahli epidemiologi, dan mencari informasi tentang pengalaman negara lain.

Kemenhub juga berkoordinasi dengan operator sarana dan prasarana transportasi, agar tetap konsisten menjalankan protokol kesehatan serta meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya varian baru Covid-19.

Jokowi: Covid-19 Tidak Mungkin Hilang Total

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Covid-19 tidak mungkin hilang secara total.

Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak euforia berlebihan, meski kasus Covid-19 di Indonesia terus melandai.

Hal itu disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (6/9/2021).

Baca juga: Waspada, Korban Kebocoran Data Bisa Dituduh Sebagai Teroris

Dikutip dari laman setkab.go.id, berikut ini isi lengkap pernyataan JokowI:

Rapat evaluasi untuk PPKM pada siang hari ini, saya ingin menyampaikan beberapa hal.

Yang pertama, kita semuanya bersama-sama harus menyampaikan kepada masyarakat, kepada rakyat, bahwa yang namanya Covid-19 ini tidak mungkin hilang secara total.

Yang bisa kita (lakukan) adalah mengendalikan, ini penting.

Statement ini penting sekali, supaya tidak terjadi euforia yang berlebihan, senang-senang yang berlebihan.

Sehingga masyarakat harus sadar bahwa Covid-19 selalu mengintip, varian Delta selalu mengintip kita.

Begitu lengah, bisa naik lagi.

Yang kedua, saya melihat, kalau melihat kasus harian selama tiga hari kemarin, misalnya 7.700 (kasus), 6.700 (kasus), dan 5.400 (kasus) terakhir, kemarin.

Saya melihat BOR, BOR Nasional kita 21 (persen) tiga hari yang lalu, turun 20 (persen) kemudian sekarang di angka 19 (persen).

Wisma Atlet (BOR-nya) tiga hari yang lalu 11 (persen), kemudian hari ini 9 persen.

Berita-berita ini dulu-dulu penting, tapi sekarang jangan sampai Informasi seperti ini disalahmengertikan bahwa sudah boleh ini, sudah boleh ini, sudah boleh ini.

Ini yang berbahaya.

Oleh sebab itu, saya minta nanti evaluasi mengenai daerah-daerah mana yang naik, daerah mana-mana yang menurun, penting sekali, sehingga perlu kita segera sikapi.

Agar angka-angka yang terus menurun ini bisa kita tekan terus, terutama kasus aktif.

Kita tahu, dulu kasus aktif kita sampai 500 ribuan.

Hari ini, seingat saya di angka 150 ribuan (kasus).

Ini kalau kita terus lakukan pekerjaan-pekerjaan kita secara konsisten, saya yakin insyallah di akhir September, kita akan berada di angka di bawah 100 ribu (kasus).

Saya juga ingin perhatian kita semuanya yang berkaitan dengan perhubungan, mungkin Pak Menteri Perhubungan, yang berkaitan dengan varian baru, varian Mu.

Ini betul-betul agar kita lebih waspada dan detail. Jangan sampai ini merusak capaian yang sudah kita lakukan. Saya rasa itu sebagai pengantar.

Baca juga: Daripada Cari Kambing Hitam Soal Data Bocor, DPR Ajak Pihak Terkait Duduk Bareng dan Cari Solusi

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 146.271 orang per 6 September 2021, dan sebanyak 136.473 orang meninggal.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 6 September 2021, dikutip TribunTangerang dari laman Covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 852.909 (20.6%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 695.119 (16.8%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 474.026 (11.5%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 387.411 (9.4%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 152.910 (3.7%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 151.862 (3.7%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 129.862 (3.1%)

RIAU

Jumlah Kasus: 125.051 (3.0%)

BALI

Jumlah Kasus: 108.763 (2.6%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 105.940 (2.6%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 99.410 (2.4%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 87.535 (2.1%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 67.282 (1.6%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 60.502 (1.5%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 58.458 (1.4%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 52.680 (1.3%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 48.482 (1.2%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 47.491 (1.1%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 43.926 (1.1%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 43.890 (1.1%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 37.240 (0.9%)

ACEH

Jumlah Kasus: 34.566 (0.8%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 32.959 (0.8%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 32.935 (0.8%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 32.741 (0.8%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 28.723 (0.7%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 26.375 (0.6%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 22.701 (0.5%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 22.576 (0.5%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 19.774 (0.5%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 14.366 (0.3%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 11.839 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 11.753 (0.3%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 11.350 (0.3%). (Willy Widianto)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved