Diduga Gelapkan Aset Saat Jabat Ketua Kwarnas, Adhyaksa Dault Dilaporkan ke Bareskrim

Laporan itu terdaftar dengan nomor Laporan Polisi: LP/B/0169/III/2021/Bareskrim tertanggal 16 Maret 2021.

Editor: Yaspen Martinus
WARTA KOTA/ANGGIE LIANDA PUTRI
Adhyaksa Dault dilaporkan ke Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, atas dugaan penipuan, penggelapan, dan pemalsuan surat. 

TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault dilaporkan ke Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, atas dugaan penipuan, penggelapan, dan pemalsuan surat.

Laporan itu terdaftar dengan nomor Laporan Polisi: LP/B/0169/III/2021/Bareskrim tertanggal 16 Maret 2021.

Adhyaksa Dault disangka melanggar dugaan pasal 378, 372 dan 263 KUHP.

Baca juga: Setelah MK Nyatakan TWK Konstitusional, Kini Giliran MA Tolak Gugatan Uji Materi Pegawai KPK

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi membenarkan adanya laporan tersebut.

Namun, dia tidak menjelaskan secara rinci perihal pihak yang melaporkan Adhyaksa Dault.

“Iya ada (laporan terhadap Adhyaksa Dault),” kata Andi saat dikonfirmasi, Jumat (10/9/2021).

Baca juga: Dituding Berburu Rente Ivermectin, Besok Siang Moeldoko Laporkan Dua Peneliti ICW ke Bareskrim

Andi hanya menjelaskan Adhyaksa Dault dilaporkan atas dugaan penipuan dan penggelapan pengelolaan aset Kwarnas (Kwartir Nasional).

Ketika itu, Adhyaksa menjabat sebagai Ketua Kwarnas.

“Iya (penggelapan), terkait pengelolaan aset Kwarnas,” ujarnya.

Baca juga: Empat Korban Meninggal Kebakaran Lapas Tangerang Teridentifikasi, Ini Identitasnya

Andi menuturkan, Adhyaksa Dault juga telah dikirimkan surat undangan klarifikasi pada Rabu (7/9/2021) lalu.

Dia juga sudah diperiksa secara virtual oleh penyidik Polri.

“Klarifikasi terhadap yang bersangkutan telah dilaksanakan kemarin secara virtual,” terangnya.

Baca juga: Dirjen PAS dan Para Direktur Berkantor di Lapas Kelas I Tangerang, Fokus Relokasi 81 Napi Selamat

Andi menerangkan penyidik akan memanggil sejumlah saksi dan ahli untuk mendalami dugaan penggelapan aset Kwarnas tersebut.

Nantinya, lanjut Andi, pihak kepolisian baru akan melakukan gelar perkara untuk memutuskan apakah ada dugaan tindak pidana dalam kasus tersebut, atau tidak.

"Tunggu saja perkembangan penanganannya. Yang pasti proses berjalan," ucapnya.

Baca juga: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin: Apapun yang Kita Lakukan Pasti Dibully Juga

Adhyaksa Dault menjabat Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) periode 5 Desember 2013 hingga 23 September 2018.

Dia kemudian digantikan oleh Komjen Budi Waseso.

Kwatir Nasional merupakan organisasi yang mengelola Gerakan Pramuka Nasional, yang kini beranggotakan 17 juta orang.

Pendiri Kwarnas sekaligus ketua Kwarnas pertama adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Pernah Dicalonkan Jadi Wagub DKI

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault membantah meminta dicalonkan menjadi Wakil Gubernur kepada Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edy Marsudi.

Justru, Adhyaksa Dault mengatakan Prasetyo yang sebenarnya mendorong dirinya untuk menjadi pendamping Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Ia menjelaskan, tawaran Prasetyo dilontarkan saat keduanya melakukan pertemuan di rumah dinas Ketua DPRD pada Senin (1/7/2019).

Baca juga: Satu Jenazah Korban Kebakaran Lapas Tangerang Teridentifikasi, Atas Nama Rudhi bin Ong Eng Cue

"Dalam obrolan itu, Pras bilang ke saya, 'lo aja yang jadi Wagub DKI bro'. Ini obrolan lepas sebagai sesama anak Jakarta," ujar Adhyaksa Dault saat dikonfirmasi, Selasa (2/7/2019).

Mendengar tawaran yang disodoran Pras itu, Adhyaksa Dault menyebut dirinya tak mau menanggapi hal itu secara serius.

Sebab, masih banyak tokoh-tokoh muda yang lebih berkompeten.

Baca juga: Buntut Kebakaran Lapas Kelas I Tangerang, DPR Persilakan Pemerintah Ajukan Revisi UU Narkotika

"Tidak saya tanggapi serius, karena saya menyadari banyak yang lebih baik dari saya."

"Terkadang bunga-bunga obrolan itu yang ramai di media, sementara tujuan obrolan itu atau substansinya kurang ramai," tutur Adhyaksa Dault.

Meskipun begitu, ia berharap kursi Wagub DKI yang sudah lowong selama 10 bulan ini cepat terisi.

Baca juga: Tim DVI Polri Butuh Waktu 5 Hari Identifikasi Korban Meninggal Akibat Kebakaran Lapas Tangerang

Bahkan, ia mengusulkan agar tarik ulur Wagub DKI mesti secepatnya diakhiri.

"Sebagai warga Jakarta, saya tentu berharap agar DKI Jakarta segera memiliki Wakil Gubernur," kata Adhyaksa Dault.

"Tujuannya agar pelayanan terhadap masyarakat semakin baik, ini substansi yang harus kita dorong."

Baca juga: KPK: LHKPN 52 Pejabat Eksekutif Fiktif

"Jangan berlarut-larut proses pemilihan cawagub DKI ini, karena menyangkut hak masyarakat untuk dilayani," paparnya.

Adhyaksa Dault berharap kursi DKI 2 yang sudah lowong selama 10 bulan segera diisi dalam waktu dekat ini.

Menurutnya, apabila Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hanya bekerja sendiri, bisa menyebabkan ketimpangan kebijakan yang diambil.

Baca juga: Polisi Temukan Kabel yang Diduga Dipakai Napi Lapas Tangerang Bikin Aliran Listrik untuk Pemanas Air

"Harus segera diisi wagubnya."

"Jadi ada balance antara Gubernur dan Wakil ketika ambil kebijakan," ujar Adhyaksa di kediaman ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, Menteng Jakarta Pusat, Senin (1/7/2019).

Meski begitu, Adhyaksa menampik bila pertemuanya dengan Prasetyo siang ini membahas Wagub DKI.

Ia mengungkapkan pertemuannya hanya untuk silahturami biasa selepas Hari Raya Idul Fitri.(Igman Ibrahim)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved