Kepala BNPT: Jangan Jadikan Taliban Role Model
Menurut Boy, Taliban adalah entitas yang melakukan aksi kekerasan sebelum berkuasa di Afganistan.
TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar tak ingin Taliban menjadi role model bagi masyarakat Indonesia.
Menurut Boy, Taliban adalah entitas yang melakukan aksi kekerasan sebelum berkuasa di Afganistan.
"Kami melihat jangan sampai kembalinya Taliban ke tampuk pemerintahan ini menjadikan sebagai role model bagi masyarakat."
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Cuma Ada di Banda Aceh
"Yang kami maksud aksi-aksi kekerasannya," kata Boy dalam rapat dengar pendapat (RDP) BNPT bersama Komisi III DPR di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (15/9/2021).
Boy mengatakan, Bangsa Indonesia sudah memiliki jati diri dalam bentuk UUD 1945, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
"Tetapi tentu dengan kekayaan yang kita miliki itu, maka jangan sampai salah kita memakai alat perjuangan seperti Taliban yang menggunakan kekerasan dan senjata," ujar Boy.
Baca juga: DAFTAR Lengkap 57 Pegawai KPK yang Bakal Diberhentikan pada 30 September 2021
Dia mengimbau agar publik tak terpancing dengan kondisi di Afganistan.
"Tetaplah kita setia dengan jati diri yang kita miliki."
"Sebagai negara yang cinta akan terwujudnya perdamaian di dunia, maka tentu kita berharap krisis kekerasan bisa berakhir di Afganistan," harap Boy.
Kadensus 88: Di Medsos, Jaringan Teroris di Indonesia Bahas Keberhasilan Taliban Kuasai Afganistan
Kelompok teroris di Indonesia mulai membahas kemenangan Taliban di Afganistan.
Mereka terinspirasi keberhasilan tersebut dan ingin bisa terjadi juga di Indonesia.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Densus 88 Antiteror Polri Irjen Martinus Hukom.
Baca juga: ICW Tak Kunjung Minta Maaf dan Cabut Pernyataan, Moeldoko Segera Laporkan ke Polisi
Hal ini sekaligus menanggapi hubungan kemenangan Taliban dengan kelompok teroris di Indonesia.
"Di mana kita lihat ketika Taliban berhasil lalu mereka bertanya-tanya, kalau Taliban berhasil kenapa kita tidak bisa?"