Perguruan Tinggi

Luncurkan Program Green Industry, UMT Pasang Sensor di Setiap Kelas untuk Penghematan Listrik

Program Green Industry, selaras dengan visi UMT yakni menjadi universitas kelas dunia yang islami berbasis green industry.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Gilbert Sem Sandro
Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang, Ahmad Amarullah di ruang kerjanya, Senin (27/9/2021). 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Universitas Muhammadiyah Tangerang(UMT) meluncurkan program Green Industry pada September ini.

Rektor UMT, Ahmad Amarullah menerangkan, program Green Industry, selaras dengan visi UMT yakni menjadi universitas kelas dunia yang islami berbasis green industry.

"Program ini sesuai, dengan seperti yang sudah diputuskan senat universitas, kita punya visi menjadikan UMT menjadi universitas kelas dunia yang islami dan berbasis green industry," ujar Ahmad Amarullah saat ditemui di ruang kerjanya, Senin(27/9/2021).

"Alhamdulillah di tengah pandemi saat ini kita masih bisa berkreativitas untuk membangun semangat belajar,"ujarnya.

Amarullah mengatakan, green industry diterapkan karena saat ini dunia pendidikan sudah masuk dalam industri penyaluran jasa.

Penamaan kata green bertujuan menjadikan UMT sebagai kampus ramah lingkungan.

Baca juga: UMT Gelar Perkuliahan Tatap Muka, Mahasiswa Hanya Boleh Masuk 3 Kali untuk Setiap Mata Kuliah

Baca juga: Universitas Muhammadiyah Tangerang Gelar Kuliah Tatap Muka Pekan Depan 

Program green industry sudah biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti membuang sampah pada tempatnya dan juga menjaga kebersihan lingkungan.

"Penekanan green industry itu sebenarnya istilah yang sebenarnya biasa kita temukan secara keseharian, cuma memang istilahnya saja yang agak asing, karena UMT sendiri kan berbasis pendidikan," kata Amarullah.

"Jadi pendidikan berbasis green industry itu artinya adalah pendidikan yang ramah lingkungan," ujarnya.

Dia menambahkan, untuk mendukung program pendidikan ramah lingkungan, pihak universitas akan memulai dari tahap pertama yakni menghemat penggunaan listrik.

Nantinya, setiap kelas yang berada di UMT akan dipasang sensor yang bekerja untuk menghidupkan dan mematikan penggunaan listrik.

Penghematan itu antara lain ingin digunakan dan setelah melakukan pembelajaran secara otomatis.

Alasannya, penghematan penggunaan listrik, bukan hal sepele. 

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Sasar 1.000 Orang di Lingkungan Kampus Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah

Penghematan listrik jika dilakukan dalam skala makro memiliki kontribusi besar dalam menjaga lingkungan.

"Lalu nanti kita juga akan setting di setiap ruangan kelas untuk dilengkapi dengan sensor, yang bekerja secara otomatis," tuturnya.

"Apabila mahasiswa memasuki kelas, lampu yang ada di dalamnya itu baru menyala, dan apabila meninggakan kelas lampunya akan akan mati dengan penggunaan sensor itu."

"Hal ini kita lakukan untuk menghemat pemakaian energi listrik. Dan apabila dilakukan secara makro, tentunya akan berdampak cukup besar," kata Marullah.

Rencananya,  UMT juga berencana kembali memperluas penggunaan teknologi, untuk menjaga lingkungan, seiring pesatnya berkembangnya jaman.

"InshaAllah kedepannya kita akan coba lagi energi listrik, energi solar dan juga energi matahari, yang mana peralatannya akan di pasang di atas gedung berlantai 19 ini," ucapnya.

"Teknologi ini kita lakukan semua dengan mengandalkan kemampuan putera puteri terbaik bangsa," kata Ahmad Amarullah.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved