Sosok

Panggilan Kemanusiaan Membuat Dokter Lansia Suhara Manullang Terjun Tangani Pasien Covid-19

Suhara Manullang harus menepis rasa takut dan khawatir sebagai Koordinator RLC Kota Tangsel yang harus menangani pasien Covid-19.

Penulis: Rizki Amana | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Rizki Amana
Koordinator RLC Kota Tangsel, Suhara Manullang saat ditemui di Gedung PMI Kota Tangsel, Serpong, Kota Tangerang Selatan. 

TRIBUNTANGERANG.COM, SERPONG - Sudah setahun lebih, dr Suhara Manullang menangani pasien Covid-19 di Kota Tangerang Selatan.

Maklum saja, sejak pandemi Covid-19 mendera Kota Tangsel, Suhara Manullang menjadi sebagai Koordinator Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangerang Selatan (RLC Kota Tangsel).

Dokter yang kini berusia 61 tahun itu harus bertanggung jawab terhadap warga di lokasi isolasi terpusat bagi pasien infeksi Covid-19 bergejala ringan.

Usianya yang dianggap rentan tertular virus corona,  Suhara Manullang tetap mengemban tugasnya penuh tanggung jawab.

"Karena saya lihat ini panggilan kemanusiaan, tidak hanya lagi soal tugas," kata Suhara Manullang saat ditemui di Serpong, Kota Tangsel, Selasa (28/9/2021).

Bukan tanpa alasan dia mengemban tugas yang terbilang berisiko tinggi tertular Covid-19.

Dia mengaku tanggung jawab terhadap profesi menjadi modal kuat tatkala Indonesia terutama Kota Tangsel dalam kondisi tanggap darurat terkait bencana non alam. 

Ditambah lagi, titel sebagai master kesehatan masyarakat membuat kemampuannya ini dibutuhkan untuk menangani pandemi Covid-19.

"Ini passion saya sebetulnya, jadi waktu saya setelah lulus kedokteran umum ada dua kemungkinan apakah saya mengambil spesialis atau public health (kesehatan masyarakat) sehingga ini yang menjadi keputusan saya," katanya. 

Baca juga: Jadwal Lokasi Vaksinasi Covid Tangerang Rabu 29 September : Ciledug, Karang Tengah, Periuk, Cipondoh

Suhara menjelaskan, kala itu Pemerintah Kota Tangsel dipimpin Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany dan Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie membentuk tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19.

Dalam bentukan tersebut struktur organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tangsel juga termasuk sebagai anggota Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kota Tangsel. 

Saat itu, Suhara Manullang juga  mengemban tugas sebagai Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Tangsel. 

Pertemuan dilangsungkan Pemkot Tangsel bersama Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 membahas langkah-langkah menghadapi situasi pandemi Covid-19.

Seperti pengkajian mendirikan lokasi isolasi terpusat bagi penderita virus corona.

Suhara mengatakan, sejumlah gagasan mewarnai rapat yang dilakukan secara terbatas itu hingga ditetapkannya nama RLC Kota Tangsel untuk lokasi isolasi terpusat tersebut. 

Namun, pertemuan tersebut kembali diwarnai sejumlah gagasan terkait kajian lokasi untuk didirikannya tempat isolasi terpusat itu. 

Baca juga: Hingga Hari Ini, 80,3 Persen Warga Kota Tangerang Sudah Vaksinasi Covid-19 Tahap Pertama

"Covid ini kan termasuk bencana non alam, jadi setiap ada bencana pasti harus terpikirkan bagaimana rumah sakit lapangan," katanya.

"Sehingga waktu itu kita berdiskusi, kita rapat saya mengusulkan secepatnya kita buat bukan Rumah Sakit Umum tapi bagaimana pusat karantina terpusat atau sekarang isoter (isolasi terpusat)," katanya.

Sejumlah kajian cepat diajukan masing-masing anggota gugus tugas yang sekarang berganti nama menjadi Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Tangsel. 

Kajian tersebut ], kata dia, kepada penanggulangan 3T yakni testing, tracing, treatment. 

Konsep pembentukan RLC Kota Tangsel, kata Suhara, sebagai langkah untuk memisahkan penderita dari lingkungan masyarakat sementara waktu hingga sembuh dari infeksi covid-19. 

"Jadi secepatnya yang positif ini kita pisahkan supaya tidak menularkan ke yang lain."

"Apalagi kepada mereka yang punya risiko seperti ibu hamil, bayi, lansia, mereka yang punya komorbid atau penyakit penyerta." 

"Nah prinsip yang kedua secepatnya yang positif ini kita pantau supaya tidak terjadi perburuan, nah berarti haru satu tempat," ujarnya lagi. 

Baca juga: Pemulung Vaksinasi Covid-19 untuk Percepatan dan Pembentukan Herd Immunity

Suhara menjelaskan, dari sejumlah pertemuan tim tersebut menyimpulkan 4 lokasi awal untuk didirikannya lokasi isolasi terpusat tersebut. 

Tak asal mendirikan bangunan, pihaknya turut mengkaji lokasi calon didirikannya tempat isolasi terpusat itu layaknya Wisma Atlet di Kemayoran dan Pulau Natuna. 

Akhirnya pihaknya memutuskan mendirikan RLC Kota Tangsel tempat di Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) Tandon Ciater, Serpong. 

"Empat tempat yang dulu disurvei ada Community Center di Pamulang, Gedung MUI, Rusunawa di Serua, dan Kawasan Pertanian Terpadu di Ciater itu yang menjadi tempat yang kita survei," ujarnya. 

Satgas Covid-19 Kota Tangsel bukan tanpa alasan memilih KPT Tandon Ciater sebagai lokasi pembangunan RLC Kota Tangsel

"Karena jauh dari lingkungan rumah masyarakat," ujarnya. 

Setelah resmi beroperasinya dengan berbagai kajian  disiapkan, pihak Pemkot Tangsel meresmikan RLC Kota Tangsel sebagai tempat  penanganan isolasi terpusat penderita Covid-19 mulai 16 April 2021. 

Saat itu, Airin Rachmi Diany menunjuk Suhara sebagai Koordinator RLC Kota Tangsel yang bertanggung jawab atas mekanisme dan perawatan penderita Covid-19 bergejala ringan. 

Namun tugas yang diberikan Pemkot Tangsel itu justru tak mendapat sambutan baik bagi pihak keluarganya. 

Alasannya, dia dikategorikan lansia yang rentan terpapar Covid-19.

Walaupun ketakutan menderanya, dia diberi kepercayaan sebagai koordinator RLC Kota Tangsel

Keluarga pun mempertanyakan kesiapan dirinya tatkala mengemban tugas tersebut. 

"Apakah saya takut, ya takut, keluarga awal-awal menolak kita parno semua," kata Suhara Manullang.

Namun, profesi sebagai dokter dan panggilan kemanusiaan membuatnya harus melawan rasa takut virus bakal menular kepadanya saat mengemban tugas tersebut. 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved