Barikade 98 Berharap Mabes TNI Seret Gatot Nurmantyo Soal Fitnah Penyusupan Komunisme

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Barikade 98 Benny Rhamdani mengatakan, tuduhan Gatot merendahkan wibawa dan harga diri TNI.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Yaspen Martinus
Kompas.com/ARGIANTO DA NUGROHO
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang menuding TNI disusupi paham komunisme 

"Semoga ini bukan barang dagangan yang dijual di pasar politik," harap Benny.

Benny menyarankan agar Gatot menunjuk siapa PKI yang dimaksud dalam ucapannya tersebut.

Padahal, sewaktu menjadi Panglima TNI, Gatot memiliki kemudahan untuk menangkap orang yang dituduhkan sebagai PKI.

Baca juga: Ini Penyebab Single Identity Number di Indonesia Masih Belum Sempurna Meski Diterapkan Sejak 2013

Dengan begitu, Benny menganggap Gatot merupakan pengecut, karena tidak berani menangkap dan menunjuk orang yang dianggap PKI.

"Tapi jika memang faktanya tidak ada, GN layak disebut sebagai pembohong," ucap Benny.

Sebelumnya, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menuding PKI menyusupi TNI.

Baca juga: Mantan Satpam Viralkan Foto Bendera HTI di Meja Pegawai, KPK Bilang Ingin Sebar Hoaks

Tudingan itu dikaitkan dengan pembongkaran patung tokoh militer di Museum Darma Bhakti Kostrad.

Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman membenarkan patung tiga tokoh yang tadinya ada di Museum Darma Bhakti Kostrad itu, kini sudah tidak ada.

Ketiga patung itu adalah patung Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD).

Patung tersebut, kata Dudung, dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI Azmyn Yusri (AY) Nasution pada 2011 sampai 2012.

Dudung mengatakan, kini patung tersebut diambil oleh penggagasnya, yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution sendiri, yang meminta izin kepadanya selaku Panglima Kostrad saat ini.

Ia menghargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut, menurut keyakinan agamanya.

"Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," jelas Dudung lewat keterangan tertulis, Senin (27/9/2021).

Dudung membantah tudingan yang mengaitkan penarikan tiga patung tersebut untuk melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S pada 1965.

Ia juga menegaskan tudingan tersebut tidak benar.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved