Aksi Terorisme
Minta Teroris MIT Poso Menyerah, Narapidana Terorisme: Turunlah, Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi
Bagong meminta mereka berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
TRIBUNTANGERANG, PALU - Narapidana terorisme (napiter) Muhammad Basri bin Barjo alias Bagong, mengajak sisa teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, turun gunung dan menyerahkan diri.
Bagong meminta mereka berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Lewat video yang direkam oleh tim Satgas Madago Raya, Basri juga meminta maaf kepada masyarakat Sulawesi Tengah, atas perbuatanya semenjak bergabung dengan kelompok teroris MIT Poso.
Baca juga: Tak Peduli Kapanpun Digelar, Partai Ummat Siap Bertarung di Pemilu 2024
"Buat ikhwan-Ikhwan atau adik-adikku yang ada di Gunung Biru, khususnya imbauan ana kepada antum semua."
"Kalau antum masih panggil ana sebagai kakak antum, sudahlah, kita hentikan semua kekerasan di Gunung Biru, khususnya di Poso," ujar Basri dalam video berdurasi 3,2 menit itu, dilihat pada Selasa (5/10/2021).
"Tidak ada gunanya lagi, membuat susah orang banyak, terutama buat masyarakat Poso."
"Turunlah, mari kita kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi," bujuknya.
Wakasatgas VI Humas AKBP Bronto Budiyono sangat mengapresiasi sikap Bagong, yang sukarela mau kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi dengan mengucapkan ikrar setia kepada NKRI.
"Semoga ini menjadi awal yang baik untuk menjalani hidup sebagai warga negara yang baik," harap Bronto.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 8 Oktober 2021: 3.514 Pasien Sembuh, 1.384 Orang Positif, 66 Meninggal
Bronto juga mengimbau kepada keempat sisa kelompok DPO Teroris Poso, untuk menyerahkan diri secara baik-baik.
"TNI-Polri siap memperlakukan sebagaimana mestinya, jika sisa DPI mau memyerahkan diri," ucap Bronto.
Sejarah Terbentuknya MIT Poso
Tim Densus 88 Antiteror Polri menembak mati Ali Ahmad alias Ali Kalora, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, dalam baku tembak pada pekan lalu.
Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar membeberkan sejarah terbentuknya MIT Poso, yang tidak terlepas dari sejumlah kelompok teroris hingga konflik horizontal di sana.
"Terbentuknya Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tidak bisa dilepaskan dari Jamaah Islamiyah (JI), Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), konflik Poso."
Baca juga: Bawa-bawa Ahok, Kuasa Hukum Napoleon Bilang Penghina Agama Pasti Babak Belur Kalau Masuk Penjara