Vaksinasi Covid19
Tahun Depan Pemerintah Berencana Suntik Vaksin Booster untuk Lansia
Booster untuk dua kelompok tersebut diberikan jika cakupan vaksinasi di Indonesia dosis lengkap, sudah lebih dari 70 persen.
TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, rencana pemberian vaksin booster kepada lansia dan kelompok imun lemah terus dimatangkan.
Booster untuk dua kelompok tersebut diberikan jika cakupan vaksinasi di Indonesia dosis lengkap, sudah lebih dari 70 persen.
"Kita sudah rencanakan atau menjadi bagian perencanaan di tahun 2022," kata Nadia dalam dialog virtual, Jumat (15/10/2021).
Baca juga: 78 Persen Responden yang Disurvei SMRC Ogah UUD 1945 Diamandemen
Nadia mengatakan, Kementerian Kesehatan masih menunggu rekomendasi dari pihak terkait dalam pemberian booster ini.
Sampai saat ini uji klinis tahap 3 vaksin booster kepada lansia juga belum rampung.
"Memang SAGE sudah mengatakan bahwa pada orang lansia dan pada orang yang kelainan imunitas itu harus diberikan tambahan vaksin dosis ketiga."
Baca juga: Rocky Gerung Bilang Pemilu 2024 Bakal Jadi Kandang Oligarki Beternak Politisi
"Tetapi WHO menggarisbawahi pemberian dosis ketiga itu dilakukan setelah memaksimalkan pemberian vaksin lengkap kepada seluruh masyarakat," jelas perempuan berhijab ini.
Ahli imunisasi internasional atau Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) on Immunization merekomendasikan agar lansia dan kelompok gangguan imunologis diberikan vaksin tambahan atau booster.
Mereka yang berusia 60 tahun ke atas yang sudah menerima vaksin inaktivasi merek Sinovac dan Sinopharm, perlu ditawarkan untuk mendapat suntikan dosis ketiga homolog.
Baca juga: Kepatuhan Masyarakat Pakai Masker Lebih dari 93 Persen, Jaga Jarak di Atas 91 Persen
Penggunaan vaksin heterolog sebagai suntikan ke tiga dapat juga dipertimbangkan berdasarkan ketersediaan dan akses terhadap vaksin yang ada.
Namun ditegaskan, dalam menerapkan rekomendasi ini, maka negara harus terlebih dahulu berupaya maksimal untuk cakupan dua kali suntikan vaksin.
Sebelumnya, ahli imunisasi internasional merekomendasikan kelompok lanjut usia (lansia) dan gangguan imunologis, diberikan vaksin Covid-19 dosis ketiga alias booster.
Baca juga: Siti Zuhro: Politisasi SARA Demi Menang Pemilu Adalah Kekejian
"Mereka yang berusia 60 tahun ke atas yang sudah menerima vaksin inaktivasi merk Sinovac dan Sinopharm, perlu ditawarkan untuk mendapat suntikan dosis ketiga homolog," ujar Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama, Rabu (13/10/2021).
Penggunaan vaksin heterolog sebagai suntikan ketiga dapat juga dipertimbangkan berdasarkan ketersediaan dan akses terhadap vaksin yang ada.
Ia mengaskan, dalam menerapkan rekomendasi ini, negara harus terlebih dahulu berupaya maksimal untuk cakupan dua kali suntikan vaksin.
Baca juga: Ketua KPU: Kampanye SARA Salah dan Tidak Boleh Dilakukan
"Kemudian memberikan suntikan ketiga yang dimulai dari para lanjut usia," imbuh mantan direktur WHO Asia Tenggara ini.
Pada pertemuan itu, SAGE juga melakukan analisa vaksin Covaxin yang diproduksi perusahaan India, Bharat Biotech.
SAGE juga merekomendasikan penderita gangguan imunologis atau immunocompromised sedang dan berat, ditawarkan suntikan tambahan atau booster dengan vaksin-vaksin yang sudah mendapat Emergency use of Listing (EUL) dari WHO.
Baca juga: Gugat Wiranto Rp 1,1 Triliun Atas Pembentukan Pam Swakarsa, Kivlan Zen Kalah Lagi di PT DKI
"Hal ini karena mereka tidak mendapat respons adekuat sesudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 selama ini."
"Dan akibatnya mereka jadi berisiko tinggi untuk dapat Covid-19 yang berat," jelas Tjandra.
Update Vaksinasi
Jumlah pasien Virus Corona (Covid-19) di Indonesia bertambah 915 orang, per Jumat (15/10/2021).
Sehingga, hari ini total ada 4.233.014 kasus positif. Hal itu seperti dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id.
Sementara, jumlah pasien sembuh bertambah 1.408 orang, sehingga total pasien sembuh ada 4.070.807 orang.
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 15 Oktober 2021: Suntikan Pertama 105.464.686, Dosis Kedua 61.397.055
Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 41 orang, sehingga total ada 142.889 pasien Covid-19 yang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 13 Oktober 2021, dikutip TribunTangerang dari laman Covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 859.623 (20.3%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 704.105 (16.6%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 483.505 (11.4%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 397.016 (9.4%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 157.481 (3.7%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 155.385 (3.7%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 131.940 (3.1%)
RIAU
Jumlah Kasus: 128.148 (3.0%)
BALI
Jumlah Kasus: 113.355 (2.7%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 109.174 (2.6%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 105.393 (2.5%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 89.606 (2.1%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 69.673 (1.6%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 63.246 (1.5%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 59.741 (1.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 53.781 (1.3%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 51.708 (1.2%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 49.404 (1.2%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 46.753 (1.1%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 45.356 (1.1%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 40.490 (1.0%)
ACEH
Jumlah Kasus: 38.115 (0.9%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 35.470 (0.8%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 34.482 (0.8%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 34.008 (0.8%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 29.683 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 27.590 (0.7%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 23.065 (0.5%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 23.042 (0.5%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 20.068 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 14.555 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 12.293 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 12.040 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 11.752 (0.3%). (Rina Ayu)