Pendidikan

Kakak Adik Pelajar MTsN 1 Kota Tangsel Ciptakan Robotik Penerapan Protokol Kesehatan Covid-19

Dua pelajar Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota Tangerang Selatan meraih juara pertama pada ajang kompetisi robotik.

Penulis: Rizki Amana | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Rizki Amana
Muhammad Nufail Arinda Fattahillah (Kanan) dan Nadia Elvaretta Arinda Safirani (Kiri) pelajar MTsN 1 Kota Tangsel peraih juara pertama ajang kompetisi robotik. 

TRIBUNTANGERANG.COM, PAMULANG - Dua pelajar Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meraih juara pertama pada ajang kompetisi robotik.

Lomba robotik itu diadakan oleh Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. 

Juara robotik itu diraih kakak adik yakni Muhammad Nufail Arinda Fattahillah (14) duduk di Kelas IX dan Nadia Elvaretta Arinda Safirani (13) duduk di Kelas VIII.

Keduanya anak dari pasangan Heriyanto (46) dan Dwi Kusuma Indah SR (44).

Nufail bersama sang adik meraih juara pertama pada ajang kompetisi tingkat nasional lewat karya robotik Sikaru yang berasal dari singkatan Sistem Pendeteksi Kapasitas Ruangan. 

Selaras namanya, robot tersebut diprogram untuk penerapan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Baca juga: Disdikbud Kota Tangsel Realisasikan GSBM sebagai Peningkatan Mutu Pendidikan

Baca juga: Catatan Penting Dinas Pendidikan Banten Soal PTM dan Penyebaran Covid-19

"Cara mendeteksi kapasitas ruangan melalui robot ini adalah tingkat pengunjung terdeteksi datang dan masuk maka LCD akan menampilkan informasi berkurangnya kapasitas ruangan yang tersedia," kata Nufail saat ditemui di MTsN 1 Kota Tangsel, Pamulang, Selasa (19/10/2021).

Menurutnya, butuh waktu tiga bulan dia dan sang adik merakit bagian robot serta sistemnya. 

Perakitan juga dilakukan bersama tim yang dibentuk pihak sekolah. 

Robot tersebut memiliki fungsi dalam penerapan protokol kesehatan covid-19 di pusat perbelanjaan. 

Dia menjelaskan, ada dua gate atau gerbang dalam mengatur kapasitas orang mengunjungi pusat perbelanjaan. 

"Kelebihannya dapat mendeteksi secara otomatis. Juga ada alat cuci tangan otomatis, dan pengukur suhu tubuh otomatis, penerapannya sendiri untuk di swalayan," kata Nufail. 

"Di gate pertama itu ada pengukur suhu otomatis jika suhu pengunjung di bawah 37,5 derajat celcius maka gate nya akan terbuka. Dan di gate 2 itu ada pendeteksi kapasitas ruangan," ujarnya. 

Baca juga: Dirjen Pendidikan Vokasi Yakini Prodi di Multimedia Nusantara Polytecnic Diminati Anak Muda

Baca juga: Wahidin Halim Berharap Banten Menjadi Pusat Pendidikan Berskala Internasional melalui UIN SMH

Sementara itu, Nufail juga menyediakan bangku pendeteksi sebagai penerapan social distancing atau menjaga jarak.

Bangku pendeteksi itu disediakan untuk mereka yang harus menunggu giliran memasuki ruangan. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved