Berita Tangsel

Dinkes Kota Tangsel Catat Ada Kenaikkan Kasus Oktober 2021 Dibandingkan Tahun Lalu

Allin menuturkan dari data tersebt tercatat kasus DBD menurun jika dibandingkan pada tahun 2020 dengan tahun 2021.

Penulis: Rizki Amana | Editor: Dian Anditya Mutiara
Lifealth
Ilustrasi - Kasus Demam Berdarah di Tangerang Selatan pada bulan Oktober dibanding tahun lalu mengalami penurunan. 

TRIBUNTANGERANG.COM, CIPUTAT - Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Dinkes Tangsel) merilis data kasus demam berdarah denguE (DBD) yang terjadi pada wilayah kerjanya. 

Data kasus DBD Tangsel disampaikan oleh Kepala Dinkes Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar kepada TribunTangerang.com saat dikonfirmasi melalui pesan tertulisnya. 

"Ini data perbandingan kasus DBD tahun 2020 dengan tahun 2021," kata Allin, Ciputat, Kota Tangsel, Rabu (27/10/2021).

Allin menuturkan dari data tersebt tercatat kasus DBD menurun jika dibandingkan pada tahun 2020 dengan tahun 2021.

Sebab, pada awal tahun 2020 hingga bulan Oktober 2020 pihaknya mencatat kasus DBD terjadi sebanyak 471 kasus. 

Baca juga: Dinkes Kota Tangsel Gencarkan Program Kesehatan Lingkungan Antisipasi Penularan Covid-19 dan DBD

Sedangkan, sejak memasuki awal tahun 2021 hingga 24 Oktober 2021 pihaknya mencatat sebanyak 231 kasus DBD telah terjadi di Kota Tangsel. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar saat ditemui di kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Serpong. Dia mengingatkan masyaraka agar menjaga kesehatan lingkungan sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 dan demam berdarah dengue.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar saat ditemui di kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Serpong. Dia mengingatkan masyaraka agar menjaga kesehatan lingkungan sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 dan demam berdarah dengue. (Tribun Tangerang/Rizki Amana)

Sementara itu, dari data tersebut terdapat kenaikan kasus pada tiga bulan terakhir jika dibandingkan pada tahun lalu. 

Semisal, pada bulan Agustus 2020 tercatat kasus DBD sebanyak 14 kasus, September 2020 sebanyak 8 kasus, dan Oktober 2020 sebanyak 6 kasus. 

Sedangkan, pada bulan Agustus 2021 tercatat  sebanyak 21 kasus DBD, September 2021 sebanyak 26 kasus DBD, dan Oktober 2021 hingga tanggal 24 telah tercatat sebanyak 16 kasus DBD. 

KENALI GEJALA DEMAM BERDARAH DENGUE

Angka penyakit demam berdarah dengue mengalami kenaikan, seiring dengan adanya musim penghujan. 

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue.

Virus ini berelasi dengan virus yang menyebabkan infeksi West Nile dan demam kuning.

Seperti yang sudah banyak diketahui bersama, virus dengue kebanyakan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti.

Demam berdarah dengue adalah bentuk yang lebih serius dari infeksi dengue.

Baca juga: Pasien Demam Berdarah di RSU Kota Tangsel Meningkat, Begini Cara Mencegah DBD

Gejala demam berdarah

Merangkum Mayo Clinic, banyak orang tidak mengalami tanda atau gejala infeksi dengue.

Jika gejala benar-benar muncul, mungkin bisa disalahartikan sebagai penyakit lain, seperti flu dan biasanya dimulai 4 hingga 10 hari setelah seseorang digigit nyamuk yang terinfeksi.

Berikut ini adalah beberapa gejala DBD yang dapat dikenali:

- Demam tinggi hingga 40 derajat Celcius

- Sakit kepala

- Nyeri otot, tulang, atau sendi

- Mual

- Muntah

- Sakit di belakang mata

- Pembengkakan di kelenjar getah bening di leher dan selangkangan

- Bintik-bintik merah atau bercak pada kulit

Baca juga: PMI Kota Tangsel Catat Lonjakan Permintaan Trombosit untuk Penderita DBD

Baca juga: Resep Zaidul Akbar untuk Tingkatkan Trombosit Pada Penyakit Demam Berdarah

Kebanyakan orang dengan demam berdarah dapat pulih dalam kurun waktu seminggu atau lebih.

Sementara, pada beberapa kasus, gejalanya bisa memburuk dan bisa mengancam jiwa.

Kondisi inilah yang disebut demam dengue parah, sindrom syok dengue, atau demam berdarah tahap lanjut.

Demam berdarah parah terjadi ketika pembuluh darah rusak dan bocor, serta jumlah sel pembentuk gumpalan (trombosit) di aliran darah turun.

Hal ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba (syok), pendarahan internal, kegagalan organ, dan bahkan kematian.

Tanda-tanda peringatan demam berdarah parah dapat berkembang dengan cepat.

Tanda-tanda

Peringatan ini biasanya dimulai 1 atau 2 hari pertama setelah demam hilang, dan mungkin termasuk:

- Sakit perut yang parah

- Muntah terus menerus

- Pendarahan dari gusi atau hidung

- Darah dalam urine, tinja, atau muntahan

- Pendarahan di bawah kulit, yang mungkin terlihat seperti memar

- Sulit bernapas atau napas cepat

- Kelelahan atau lemas

- Lekas marah atau gelisah

Lantas, kapan harus ke dokter?

Perlu dipahami, demam berdarah parah adalah keadaan darurat medis yang mengancam jiwa.

Segera cari pertolongan medis jika:

1. Anda baru-baru ini mengunjungi daerah di mana demam berdarah diketahui terjadi

2. Anda mengalami demam dan Anda mengembangkan salah satu tanda peringatan, seperti sakit perut yang parah, muntah, kesulitan bernapas, atau darah di hidung, gusi, muntah atau tinja

Jika Anda baru-baru ini bepergian dan mengalami demam, serta gejala ringan demam berdarah, jangan tunda untuk segera menghubungi dokter.

Diagnosis demam berdarah

Melansir Health Line, dokter biasanya akan mendiagnosis jenis virus dengue dan kemudian mulai mencari tanda-tanda demam berdarah dengue.

Dokter kemungkinan akan melakukan hal berikut:

1. Periksa tekanan darah

2. Periksa kulit, mata, dan kelenjar

3. Melakukan tes darah dan studi koagulasi

4. Melakukan rontgen dada

Selain melakukan tes tersebut, dokter mungkin juga akan mengajukan pertanyaan tentang riwayat kesehatan pribadi dan keluarga Anda.

Dokter akan bertanya tentang gaya hidup dan perjalanan Anda baru-baru ini.

Cara pengobatan demam berdarah

Tujuan pengobatan demam berdarah dengue adalah untuk mengatasi gejala dan mencegah infeksi menjadi lebih parah.

Kasus yang parah mungkin memerlukan perawatan darurat seperti:

- Hidrasi dengan cairan intravena (IV)

- Obat bebas atau resep untuk mengatasi rasa sakit

- Terapi elektrolit

- Transfusi darah

- Pemantauan tekanan darah yang cermat

- Terapi oksigen

- Observasi keperawatan terampil

- Semua metode ini ditujukan untuk mengendalikan dan meringankan gejala demam berdarah sambil membantu tubuh sembuh secara alami.

 Dokter akan terus memantau respons tubuh penderita.

Demam berdarah yang parah seringkali lebih sulit diobati karena gejalanya lebih buruk dan muncul lebih cepat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "8 Gejala Demam Berdarah (DBD) yang Perlu Diwaspadai",

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved