Virus Corona

Dinkes Kota Tangsel Catat 43 Kasus Positif Covid-19 pada Kegiatan PTM Sekolah Pada Akhir Oktober

Menurutnya dari uji yang dilakukan pada Sabtu, 30 Oktober 2021 tercatat puluhan orang yang mengikuti jalannya kegiatan PTM positif covid-19. 

Penulis: Rizki Amana | Editor: Dian Anditya Mutiara
Tribun Tangerang/Rizki Amana
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar saat ditemui di kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Serpong. 

TRIBUNTANGERANG.COM, SERPONG - Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Dinkes Tangsel) kembali melakukan swab test pada aktivitas kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM). 

Kepala Dinkes Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, uji paparan infeksi covid-19 itu dilakukan pihaknya pada setiap sepekan terakhir. 

Menurutnya, dari uji yang dilakukan pada Sabtu, 30 Oktober 2021 tercatat puluhan orang yang mengikuti jalannya kegiatan PTM positif covid-19. 

"43 orang positif covid-19 dari swab PCR dan antigen," katanya saat dikonfirmasi TribunTangerang.com, Serpong, Kota Tangsel, Selasa (2/11/2021).

Allin menuturkan penelusuran kasus tersebut dilakukan pihaknya kepada 358 sekolah yang menyelenggarakan PTM yakni 4 PAUD, 38 TK, 204 SD, 49 SMP, 80 SMA, dan 3 Pesantren. 

Baca juga: Besok PTM SD Tahap 2, 180 Sekolah di Kota Tangerang Dibuka 

Sedangkan penelusuran tersebut dilakukan secara acak dengan melibatkan 9.013 orang yang terdiri dari 3.337 guru, 5.102 murid, dan 272 orang yang ikut dalam kegiatan PTM tersebut. 

Menurutnya dari hasil pemeriksaan itu pihaknya mendapati sebanyak 8.286 orang negatif positif covid-19.

"Jadi positifity rate pada kegiatan PTM tercatat 0,47 persen," pungkasnya. 

TRIBUNTANGERANG.COM, CIPUTAT - Kegiatan Pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah berjalan sebulan lamanya.

Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel mengaku pihaknya terus memantau jalannya PTM sekolah terbatas itu pada setiap jenjang pendidikan yang melangsungkannya.

Kadinkes Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar mengaku, pihaknya belum menemukan kasus penyebaran dan penularan infeksi covid-19 pada setiap sekolah yang melangsungkan PTM secara terbatas itu. 

Kata ia, pihaknya melakukan pemantauan sejak diberlangsungkannya PTM secara terbatas pada awal pekan bulan September 2021. 

"Enggak ada temuan kasus infeksi covid-19," kata Allin melalui pesan tertulisnya saat dikonfirmasi TribunTangerang.com, Sabtu (2/10/2021).

Baca juga: Siswa SMPN Tangerang Terpapar Covid Tanpa Gejala, Camat: Terbukti Vaksinasi Bisa Menangkal

Allin mengaku pihaknya saat ini terus melakukan pemeriksaan kepada sekolah yang melangsungkan PTM secara terbatas. 

Beruntung dari hasil pemeriksaan tersebut tak ada temuan kasus infeksi covid-19 baik dari para pelajar maupun tenaga pendidiknya. 

"Saat ini kami sedang melakukan juga screening di sekolah-sekolah untuk terus melakukan deteksi dini," ungkapnya. 

Kegiatan pembelajaran tatap muka di SMPN 4 Pamulang, Tangerang Selatan  pada Senin (6/9/2021)
Kegiatan pembelajaran tatap muka di SMPN 4 Pamulang, Tangerang Selatan pada Senin (6/9/2021) (TribunTangerang.com/Rizki Amana)

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Tangsel, Taryono mengatakan kegiatan PTM tersebut dilakukan dimulai secara bergilir baik tingkat TK, SD, hingga jenjang SMP. 

"TK ada 496 di Kota Tangsel yang melaksanakan PTM baru 106. Lalu SD ada 331, yang sudah PTM ada 78. Untuk SMP ada 207, yang sudah gelar PTM sebanyak 75," kata Taryono saat dikonfirmasi TribunTangerang.com, Jumat (24/9/2021).

Taryono menuturkan sejak dimulainya PTM pada setiap jenjang pendidikan, pihaknya tak mencatat penambahan sekolah yang mengikuti kegiatan tersebut. 

"Tetap seperti kemarin belum ada penambahan," katanya.

KPAI Soroti Penerapan PTM Terbatas di Sekolah Beresiko Tinggi Bagi Anak-anak

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan sejumlah pelanggaran protokol kesehatan dalam penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Komisioner KPAI, Retno Listyarti menilai, penerapan PTM Terbatas di tengah rendahnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan adalah keputusan yang berisiko bagi anak-anak.

"Menggelar PTM dalam kondisi laju penularan kasus yang belum di bawah 5 persen dan lemahnya kepatuhan dalam penerapan protokol kesehatan merupakan suatu keputusan yang riskan bagi anak-anak Indonesia," ujar Retno melalui keterangan tertulis, Senin (27/9/2021).

Retno menekankan bahwa hak hidup anak adalah hal yang utama. Sementara pendidikan, menurut Retno, dapat diletakan pada prioritas ketiga setelah hak hidup dan kesehatan anak.

Baca juga: Satgas Covid19 Kabupaten Tangerang Ungkap Selama PTM Sekolah Nihil Kasus Positif

Retno beralasan jika anak sehat dan tetap hidup maka semua ketertinggalan pelajaran masih dapat dikejar.

"Hak hidup anak adalah nomor satu. Yang nomor dua adalah hak sehat anak sedangkan hak pendidikan anak bisa ditaruh di nomor tiga," tutur Retno.

Pemerintah, menurut Retno, wajib memastikan sekolah sudah memenuhi segala syarat dan kebutuhan penyelenggaraan PTM. Termasuk memastikan protokol kesehatan dapat terpenuhi.

"Jika belum, maka pemerintah daerah harus membantu pemenuhannya, terutama untuk sekolah yang miskin dan sedikit peserta didiknya," pungkas Retno.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 pada Pelajar Menyentuh Angka 75 Persen, Kabupaten Tangerang Gelar PTM Bertahap

 Belum Ada Penambahan Sekolah 

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) telah melangsungkan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) sejak awal pekan bulan September 2021. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Tangsel, Taryono mengatakan kegiatan PTM tersebut dilakukan dimulai secara bergilir baik tingkat TK, SD, hingga jenjang SMP. 

"TK ada 496 di Kota Tangsel yang melaksanakan PTM baru 106. Lalu SD ada 331, yang sudah PTM ada 78. Untuk SMP ada 207, yang sudah gelar PTM sebanyak 75," kata Taryono saat dikonfirmasi TribunTangerang.com, Kota Tangsel, Jumat (24/9/2021).

Baca juga: VIRAL, Ojol Antar Pesanan Obat Naik Sepeda Sejauh 15 Km karena Tak Punya Motor, Begini Kisahnya

Baca juga: Lokasi Tes PCR di Tangerang Selatan yang Sudah Sesuai Harga Keputusan Pemerintah

Taryono menuturkan sejak dimulainya PTM pada setiap jenjang pendidikan, pihaknya tak mencatat penambahan sekolah yang mengikuti kegiatan tersebut. 

"Tetap seperti kemarin belum ada penambahan," katanya. 

Sementara itu, Taryono menuturkan tak adanya penambahan sekolah yang mengagungkan kegiatan PTM ditengarai belum terpenuhi ya persyaratan yang tertera pada sistem DAPODIK. 

Selain itu, khusus pada sekolah swasta banyak didapati model yayasan yang menyatung semua jenjang pendidikan pada satu gedung. 

Baca juga: Bagaimana Nasib Peserta Tes SKD CPNS 2021 di Jawa-Madura-Bali yang Belum Vaksin? Ini Solusinya

Baca juga: VIRAL, Ojol Antar Pesanan Obat Naik Sepeda Sejauh 15 Km karena Tak Punya Motor, Begini Kisahnya

Hal itu membuat pihak yayasan mendahulukan tingkat pendidikan paling tinggi dalam melaksanakan PTM tersebut. 

"Karena ada beberapa satu yayasan yang ada jenjang pendidikan, SMA, SMP, SD, TK maka yayasan memberlakukan untuk jenjang yang tinggi dulu, SMA dan SMK dulu jalan kemudian baru SMP," pungkasnya. (m23) 


 


Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KPAI Nilai PTM Terbatas di Tengah Lemahnya Penerapan Prokes Berisiko Bagi Anak-anak

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved