Berita Nasional
Pandemi Virus Corona Mereda, Penjualan Properti Mulai Tancap Gas
Penjualan properti diprediksi kembali pulih seiring meredanya pandemi virus corona. Para pengembang pun bersiap diri.
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGSEL - Kinerja sektor properti dalam negeri mulai tancap gas di tiga bulan terakhir 2021.
Marketing & Sales Division Head Alam Sutera, Wikhen Rusli mengungkapkan, bergairahnya sektor properti jelang penutupan 2021, merupakan efek dari mulai pulihnya ekonomi nasional.
Bila melihat setahun ke belakang, industri properti nasional terganggu akibat adanya pandemi Covid-19.
Baca juga: Erick Thohir Diduga Masuk dalam Lingkaran Bisnis Tes Covid-19, Arya Sinulingga Sibuk Klarifikasi
Di mana, wabah tersebut berdampak signifikan terhadap daya beli masyarakat yang kian melemah.
"Sejalan dengan tumbuhnya ekonomi nasional, sektor properti juga sudah meningkat. Di tiga bulan terakhir ini, kami merasakan bahwa ini momen yang paling tepat untuk benar-benar naik," ucap Wikhen, Selasa (2/11/2021).
Ia kembali menuturkan, berbagai program Pemerintah sangat membantu perusahaan pengembang properti untuk memudahkan jalan roda bisnisnya.
Mulai dari percepatan program vaksinasi, hingga adanya kebijakan dan kemudahan di sektor properti berupa stimulus.
Beberapa diantaranya seperti pelonggaran kredit properti, pengurangan pajak PPh22, PPN 0 persen, pelonggaran loan to value (LTV), dan program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Baca juga: Ali Syakieb Namai Anaknya dengan Bahasa Turki, yang Mengandung Arti Disayang di Surga
Meski telah dibantu Pemerintah, Alam Sutera juga menyiapkan berbagai strategi untuk dapat mendorong kinerja penjualan unit properti miliknya.
Wikhen mengungkapkan, salah satu contohnya, Alam Sutera tengah membangun kawasan Kota mandiri bernama Sutera Sawangan di selatan Jakarta.
Sutera Sawangan merupakan proyek terbaru dengan lokasi yang cukup strategis dan memiliki fasilitas yang cukup memadai.
Selain meluncurkan produk terbaru, Alam Sutera juga gencar menjalin kerja sama dengan berbagai platform real estate online yang mampu memberikan kemudahan bagi para penjual, pembeli serta penyewa properti.
"Alam Sutera ini kan punya produk yang bagus, dan kita juga harus menunjuk partner yang tepat," pungkasnya.
Seperti diketahui, saat ini perekonomian nasional sudah mulai bangkit setelah dihantam pandemi Covid-19. Sejalan dengan hal tersebut, kinerja penyaluran Kredit Pemilikan Rumah juga ikut terkerek naik.
Baca juga: Sinovac, Pfizer dan Sinopharm akan Dipakai untuk Vaksin Covid19 Anak Usia 6-11 Tahun
Berdasarkan data Bank Indonesia, Kredit Konsumsi (KK) tercatat mengalami akselerasi, dari 2,7 persen (yoy) pada Agustus 2021, menjadi 2,9 persen pada September 2021 (yoy).
Perbaikan kredit konsumsi ini ditopang oleh perbaikan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit multiguna.
Dimana diketahui, penyaluran kredit sektor Properti pada September 2021 tumbuh 5,7 persen (yoy), meningkat dibandingkan Agustus 2021 yang sebesar 5,1 persen (yoy).
Sementara itu, CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, menyatakan di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini, sektor properti menjadi satu-satunya investasi yang aman bagi investor.
Baca juga: Revitalisasi dan Perbaikan Drainase, Kepala Dinas PU Tangsel Targetkan Genangan Air Semata Kaki
Menurutnya, setelah berbagai platform investasi berguguran, properti adalah satu-satunya jenis investasi yang tetap memberikan capital gain di tengah pandemi.
"Jadi tak heran berbagai proyek perumahan, dan apartemen justru tumbuh positif di tengah pandemi ini," kata Ali Tranghanda.
Dia mengatakan, pasar properti di Indonesia tidak kehilangan daya beli, karena masih banyak masyarakat yang memiliki dana besar untuk investasi.
Dan Investor saat ini masih menahan diri dan melihat investasi yang pas bagi mereka.
Baca juga: Anies Baswedan Patok Target Ambisius, Banjir Surut dalam Enam Jam dan tak Ada Korban Jiwa
"Properti kehilangan daya beli? Jawabannya, tidak. Properti pasti bangkit dan mereka masih menahan dananya saja," katanya.
"Tetapi ketika aturan di tengah pandemi ini mulai dilonggarkan, properti pasti langsung melonjak naik,” kata Ali lagi.
Lebih lanjut Ali mengatakan, tren pasar properti terutama sektor hunian terus mengalami perbaikan.
Pasalnya, kebutuhan untuk mencari tempat tinggal dan juga investasi properti juga masih cukup baik.
Kondisi tersebut didorong oleh kebijakan pemerintah atas pengurangan pajak dan juga tren Covid-19 mulai menurun.
Baca juga: Sally Adelia Gelar Resepsi Pernikahan dengan Konsep Roman Empire Wedding setelah Tertunda Setahun
Saat ini, daya beli masyarakat sejatinya masih ada, dan properti adalah salah satu instrumen investasi yang menarik, serta masih menjanjikan dibandingkan dengan investasi lainnya.
"Saya selalu bilang banyak jenis dan pilihan investasi, mulai dari saham, aset kripto, atau emas. Namun, saya berani bilang ke investor, ada enggak investasi lain yang bisa melindungi keluarga semua dari pandemi? Investasi properti paling sehat," kata Ali.
Bahkan, saat pandemi seperti ini, justru rumah yang rentang harganya Rp 10 miliar hingga Rp 20 miliar laris terjual.
Pasalnya, mayoritas pembeli di segmen menengah atas, mencari rumah dengan lingkungan yang nyaman di tengah pandemi seperti saat ini.
"Kondisi ini luar biasa. Artinya masyarakat masih memiliki dana yang cukup besar," ucap Ali.
Sementara itu, Director Paramount Land, M Nawawi mengaku optimistis sektor properti terus bangkit.
Pasalnya, kebutuhan akan hunian masih cukup tinggi.
Hal ini terbukti selama pandemi Covid-19, Paramount berhasil menjual 2.700 unit rumah.
"Selama Pandemi kami berhasil menjual lebih dari 2.700 unit rumah. Artinya, kebutuhan rumah maupun untuk investasi di Paramount ini masih tinggi,” kata Nawawi.
Dan selama tahun 2020, Paramount berhasil meluncurkan tujuh produk baru dan tahun 2021 sudah empat kali produk properti di luncurkan.
"Semuanya sold out termasuk rumah contoh atau show unit juga terjual. Kami optimistis, properti akan bangkit dan kami menyediakan hunian sesuai dengan kebutuhan konsumen," ujar Nawawi. (Tribunnews/Ismoyo)