Terorisme
Disebut Wadah Jaringan Teroris oleh Densus 88, Mayjen Purn TNI Petinggi Partai Dakwah Ini Sakit Hati
Anggota Majelis Syura PDRI, Mayjen TNI (Purn) Deddy S Budiman mengecam keras tindakan Densus 88 dan Polri yang menuduh partainya.
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Mohamad Yusuf
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Anggota Majelis Syura PDRI, Mayjen TNI (Purn) Deddy S Budiman mengecam keras tindakan Densus 88 dan Polri yang menuduh partainya, Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) menampung mantan anggota JI.
Di mana sebelumnya Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap Ketua Umum PDRI Farid Okbah di Jatiasih, Bekasi, Selasa (16/11/2021) atas dugaan tindakan terorisme.
Selain itu juga dibekuk bersamaan, Ahmad Zain An-Najah yang merupakan Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat dan Anung Al-Hamat.
Polri menyebut Ustaz Farid Okbah mendirikan PDRI sebagai wadah baru jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI).
Terkait hal ini jajaran pengurus dan petinggi PDRI menyampaikan pernyataan dalam konferensi pers yang diunggah di akun YouTube @Partai Dakwah, Minggu (21/11/2021) malam.
Anggota Majelis Syura PDRI, Mayjen TNI (Purn) Deddy S Budiman mengecam keras tindakan Densus 88 dan Polri yang menuduh partainya menampung mantan anggota JI.
"Nama saya Deddy Setia Budiman, saya anggota Majelis Syura PDRI. Saya pernah berpangkat Mayjen TNI. Pernah menerima pendidikan intelijen, dan saya pernah bertugas di aparat intelijen. Terakhir jabatan saya, staf ahli Panglima TNI. Saya Akabri angkatan 75," kata Deddy mengawali pernyataannya.
"Alhamdulilah di Partai Dakwah terdapat purnawirawan TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara," ujar Deddy.
Baca juga: Melihat Efek Samping, Respons Antibodi, dan Efikasi Vaksin Zifivax yang telah Mendapatkan Izin BPOM
Baca juga: TAK LAGI REPOT! Begini Cara Cetak KK, Akta Kelahiran, dan Kependudukan Secara Mandiri
Baca juga: ALHAMDULILLAH, Saudi Arabia Kembali Buka Umrah untuk Jemaah Indonesia, Simak
Ia mengaku tertarik dengan PDRI karena visinya dinilai sangat mulia sekali.
"Yaitu ingin menegakkan amar maaruf nahi mungkar, guna mewujudkan NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Saya yakin Partai Dakwah dari visi tersebut bukan golongan JI," katanya.
"Hari ini saya berbicara karena merasa kecewa, dongkol, sakit hati, dengan ulah yang dilakukan oleh oknum-oknum Densus 88 dan fitnah yang disampaikan oleh oknum-oknum kepolisian, bahwa Partai Dakwah Rakyat Indonesia, sudah dizalimi, difitnah, penampung JI, mantan JI," papar Deddy.
"Berikutnya kedongkolan saya terhadap oknum-oknum Densus 88 yang melakukan operasi kegiatannya, yang tidak sesuai dengan Pancasila, tidak sesuai dengan perikemanusiaan, tidak sesuai dengan hukum yang berlaku. Saya bagian dari purnawirawan merasa sakit hati. Temen temen Densus 88 dan temen temen kepolisian, jangan dilanjutkan kelakuan-kelakuan yang menyakiti para kyai, para ustaz, para ulama dan kepada umat islam. Jangan diteruskan kegiatan yang menyakiti, yang memfitnah, yang mengadu domba," kata Deddy.
Ia berharap untuk lain kali, kepolisian dan Densus 88, dalam melaksanakan tugasnya bisa lebih arif dan lebih bijak lagi.
"Jangan kalian menciptakan keonaran baru, yang dapat berimplikasi terhadap ancaman militer. Saya pikir itu saja, saya yakin dan percaya temen kepolisian dan Densus 88 akan lebih bijak lagi dalam memperlakukan umat islam," katanya.
Sementara itu di kesempatan yang sama Kolonel TNI AU (Purn) Bahran yang merupakan Anggota Mahkamah Partai Dakwah Rakyat Indonesia juga menyampaikan rasa kecewanya terhadap kepolisian.
"Saya sangat kecewa dengan tuduhan bahwa Partai Dakwah Rakyat Indonesia terindikasi dengan JI, adalah tidak benar karena tahun 2007, saya penah kursus teroris dan kontra teroris. Saya tahu persis siapa JI dan sebagainya. Kemudian tahun 96-97 saya bertugas sebagai observer OIC di Filipina, mendamaikan pemberointak dalam tanda kutip MLF dengan Filipina, alhamdulilah pada periode itu terjadi perundingan dan damai," papar Bahran.
Pada tahun 2007 kata Bahran dalam Kursus teroris dan kontra teroris, yang diikutinya, ada pula nara sumbernya Wawan Purwanto, yang saat ini menjabat Deputi VII BIN.
"Jadi kita cukup ilmu tentang teroris dan kontra teroris," kata Bahran.]
Sehingga kata Bahran, ia di Mahkamah Partai akan tegas dan selektif dalam menerima anggota PDRI. "Karena kami punya ilmu, punya cara-cara memfilter siapa teroris sebenarnya. Kemudian saya harapkan Polri dan jajarannya melayani dan mengayomi masyarakat, buktikan berbuat saja sebaik-baiknya," katanya.
Bahran juga mengingatkan bahwa masyarakat yang membayar pajak adalah yang membiayai penyelenggaran negara saat ini.
"Jadi apa jadinya kalau rakyat tidak membayar pajak, gak ada gajian, negara akan berhenti. Jadi harapan saya semoga PDRI ini hilang fitnah-fitnah yang tidak benar itu," katanya.
Sebab, Bahran memastikan PDRI tidak ada indikasi masuk JI, apalagi menampung eks anggota JI.
"Anggota lewat saya dulu sebelum masuk, itu saya akan selektif, akan saya lihat kronologis bagaimana sebelum masuknya. Jadi sya sampaikan kembali kepada kawan-kawan di Polri, kita akan bantu untuk memberantas teroris, saya setuju. Akan kita berantas yang sebenarnya teroris itu, bukan teroris jadi-jadian ataupun rekayasa, kita tidak mau dan kita sudah tahu mana yang rekayasa dan mana yang asli. Jadi demikian harapan saya," katanya.
Bantah Danai Terorisme
Sekjen Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI), Yunasdi, membantah mereka terlibat dalam jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan memberikan pendanaan atas aksi terorisme.
Karenanya PDRI akan mengambil langkah hukum atas para pemfitnah yang menyebutkan PDRI terindikasi terlibat dalam JI dan jaringan terorisme.
Yunasdi, menjelaskan Partai Dakwah Rakyat Indonesia merupakan partai Islam.
"Menyatakan bahwasanya ada pernyataan dari institusi Polri, bahwa Partai Dakwah Rakyat Indonesia adalah bagian daripada JI Jamaah Islamiyah. Kami Partai dakwah ini tidak ditumpangi atau disusupi atau ditunggangi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, baik itu aliran-aliran sesat, aliran aliran yang bersifat teroris maupun yang lainnya, bahwa kita pure partai dakwah yang ingin mengembalikan islam ini sebagaimana mestinya," ujar Yunasdi dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun Youtube @Partai Dakwah, Minggu (21/11/2021).
Menurutnya, Partai Dakwah Rakyat Indonesia, dibentuk dengan tujuan agar islam memiliki sikap politik yang tegas. Serta umat Islam kembali ke jalan yang benar dan menjauhi larangan-larangan Allah.
"Pada bulan Ramadhan menyatakan kita ingin mendirikan partai islam ideolog, maka dalam prosesnya 26 Juni 2020 itu dibentuk lah rapat, dibentuk tokoh-tokoh membentuk BPUPPI atau Badan Penyidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideolog, yang mana bertujuan untuk umat Islam ini punya sikap politik yang tegas," ujarnya.
"Adapun visi dan misi kita menghimbau supaya umat islam ini insaf kembali ke jalan yang betul-betul jalan yang ditentukan oleh Allah, menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya, menegakkan amar makruf nahi mungkar. oleh karena itu mazhab kita adalah sunnah wal jamaah, maka tidak ada lagi aliran-aliran yang bisa diterima oleh Partai Dakwah Rakyat Indonesia," sambungnya.
Dia menyebutkan bahwa partainya telah tercatat di Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham). Hanya Partai Dakwah disebut masih melengkapi beberapa persyaratan keterpenuhan anggota.
"Kita sudah tercatat di Kemenkumham, tinggal memenuhi persyaratan yang berdasakan Undang-undang nomor 2 tahun 2011 bahwasannya tingkat provinsi telah mencapai 100