Kesehatan
Hati-hati Jalani Diet Tuna, Cara Ekstrem Menurunkan Berat Badan Cepat Ini Berakibat Fatal
Diet tuna adalah rencana makan rendah kalori, rendah karbohidrat, tinggi protein yang dibuat oleh binaragawan Dave Draper.
Penulis: Intan UngalingDian | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Diet tuna adalah pola makan jangka pendek yang mengonsumsi tuna dan air.
Diet tuna bisa menyebabkan penurunan berat badan secara cepat.
Metode diet tuna sangat membatasi dan memiliki beberapa kelemahan ekstrem.
Pasalnya, mengorbankan kekurangan nutrisi, potensi keracunan merkuri, dan pembatasan kalori parah.
Apa itu diet tuna?
Diet tuna adalah rencana makan rendah kalori, rendah karbohidrat, tinggi protein yang dibuat oleh binaragawan Dave Draper.
Saat mengikuti diet tuna, terutama mengonsumsi tuna dan air selama 3 hari.
Kemudian, Anda dapat menambahkan produk susu rendah lemak, buah, unggas, dan sayuran untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Selama fase ini, rasio makronutrien Anda harus 40 persen protein, 30 persen karbohidrat, dan 30 persen lemak.
Diet tuna dipromosikan sebagai cara untuk menghentikan kebiasaan diet buruk dan mendorong penurunan berat badan secara cepat.
Tetapi diet ketat ini tidak didukung penelitian.
Cara mengikuti diet tuna
Untuk mengikuti diet ini, Anda hanya boleh makan ikan tuna dan air putih selama tiga hari berturut-turut.
Tuna harus polos - tanpa minyak, mayones, cuka, atau rempah-rempah.
Anda cukup mengonsumsi 1,5 gram protein per kilogram berat badan setiap hari.
Minum 2 liter air setiap hari, menurunkan satu porsi Metamucil setiap malam untuk serat, dan mengonsumsi suplemen vitamin, mineral, dan asam amino rantai cabang.
Setelah tiga hari, Anda bisa menambahkan sayuran berdaun hijau, sayuran kukus tanpa tepung, buah, produk susu rendah lemak, dan ayam.
Meskipun tidak ada durasi yang ditetapkan, Anda harus mengikutinya hingga mencapai target berat badan.
Lalu ulangi dari waktu ke waktu untuk menurunkan berat badan.
Versi lain dari diet
Pola makan dari Draper ini ketat dan teratur, berbagai situs web menawarkan aturan sedikit berbeda.
Faktanya, banyak dari diet memungkinkan makanan tambahan, seperti sayuran bertepung, biji-bijian.
Serta minuman tanpa pemanis seperti kopi dan teh, dan sumber protein lain seperti telur.
Namun, sekali lagi tak satu pun dari pola makan ini didukung penelitian ilmiah.
Apakah diet tuna dapat membantu penurunan berat badan?
Diet tuna adalah pola makan sangat ketat dapat menyebabkan penurunan berat badan secara cepat karena asupan kalori rendah.
Namun, diet sangat membatasi kalori dapat membahayakan kesehatan Anda.
Pembatasan kalori parah memperlambat metabolisme Anda dan merusak massa otot.
Penelitian menunjukkan bahwa makan teratur lebih sedikit dari yang dibutuhkan tubuh mengurangi jumlah kalori yang dibakar tubuh saat istirahat.
Terlebih lagi, pembatasan kalori parah dapat memicu rasa lapar parah, bahkan mengakibatkan kenaikan berat badan setelah Anda selesai diet.
Penelitian menunjukkan bahwa diet sangat rendah kalori seperti diet tuna tidak berkelanjutan dan gagal memperbaiki komposisi tubuh.
Baca juga: Contoh Menu Diet Flexitarian, Gabungan antara Fleksibel dan Vegetarian
Manfaat potensial
Dalam jumlah sedang, tuna menjadi sumber protein rendah kalori sehat.
Tuna kaya asam lemak omega-3, nutrisi penting yang membantu jantung, otak, dan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, ikan ini kaya akan selenium, mikronutrien esensial yang memberikan efek anti-inflamasi dan antioksidan, selain meningkatkan fungsi tiroid.
Meskipun demikian, tuna tidak menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Risiko diet tuna jauh lebih besar daripada manfaatnya.
Kelemahan diet tuna
Diet tuna memiliki beberapa kelemahan parah, termasuk jumlah kalori rendah.
Sifatnya sangat ketat dan risiko keracunan merkuri.
Gagal menyediakan kalori yang cukup
Diet tuna tidak menyediakan kalori cukup untuk kebanyakan orang dewasa.
Sekaleng tuna 85 gram dikemas dalam air mengandung 73 kalori, 16,5 gram protein, 0,6 gram lemak, dan 0 gram karbohidrat.
Seseorang dengan berat 68 kg membutuhkan 102 gram protein setiap hari untuk diet tuna sehingga membutuhkan 524 gram tuna per hari.
Artinya, jumlah tersebut masih jauh dibawah kebutuhan tubuh yang 2.000 kalori per hari.
Pembatasan kalori drastis seperti itu dapat mengakibatkan metabolisme lebih lambat.
Kehilangan massa otot, asupan nutrisi yang tidak memadai, dan rasa lapar ekstrem.
Makan tuna terlalu banyak dapat menyebabkan keracunan merkuri
Meskipun tuna adalah ikan sehat, tetapi tetap mengandung merkuri logam berat.
Menurut Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), Anda harus membatasi asupan tuna kalengan atau cakalang hingga 340 gram per minggu.
Varietas tuna lainnya, seperti albacore, yellowfin, dan bigeye, memiliki kadar merkuri lebih tinggi dan harus dimakan lebih sedikit atau tidak sama sekali.
Diet tuna justru memungkinkan Anda lebih mudah kemasukan merkuri dan bisa melebihi batas.
Bahkan hanya makan tuna ringan, orang seberat 68 kg akan mengonsumsi 68 mcg merkuri setiap hari - 10 kali lipat dari jumlah yang disarankan.
Keracunan merkuri dikaitkan dengan kerusakan parah pada jantung, ginjal, sistem kekebalan tubuh, dan sistem saraf.
Baca juga: Diet Flexitarian: Panduan untuk Pemula yang Ingin Tahu Pola Makan Fleksibel dan Vegetarian
Sangat membatasi dan jangka pendek
Diet tuna sangat membatasi pilihan makanan dan nutrisinya.
Fase pertama hanya diikuti selama tiga hari sebagai upaya mencegah perubahan kebiasaan atau gaya hidup untuk mencapai penurunan berat badan jangka panjang .
Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa sulit untuk mengikuti diet mode seperti diet tuna dan efek jangka panjangnya dipertanyakan.
Fokus pada penurunan berat badan jangka pendek tidak berkelanjutan sehingga menghambat kesuksesan jangka panjang.
Kelemahan lainnya
Potensi kerugian lain dari diet tuna meliputi:
Kurangnya individualisasi. Diet tuna tidak disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Anda.
Pola makan kaku gagal menjelaskan perbedaan individu.
Tidak ada penelitian ilmiah. Khususnya, diet ini tidak didukung oleh penelitian apa pun.
Tidak berkelanjutan. Diet ini tidak realistis atau aman untuk diikuti untuk waktu yang lama karena pembatasan dan kandungan merkuri yang tinggi. (Healthline.com)