Politik
PBNU Bertabur Nama Politisi, Gus Yahya: Ini Strategi Jauhkan Kepentingan Politik
Di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf, PBNU memiliki cara khusus dalam mengendalikan kepentingan politik di organisasi Islam terbesar itu.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf, PBNU memiliki cara khusus dalam mengendalikan kepentingan politik di organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.
Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu sengaja merekrut warga NU yang juga merupakan pengurus-pengurus partai politik.
"Strategi yang kami pilih dengan memasukan unsur-unsur berbagai kepentingan politik berbeda agar satu sama lain bisa saling jaga," ujar Gus Yahya di Kantor PBNU, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/1/2022).
Menurut Yahya, mustahil apabila PBNU memutuskan menghapuskan 100 persen organisasi itu dari politikus.
Baca juga: Pemkot Tangerang Gelar Vaksinasi Booster Mulai Hari Ini dengan Kuota 6.000 Vaksin
Sebab, apabila PBNU dibersihkan sama sekali dari politisi maka kepentingan politik tetap bisa masuk dan tidak terkendalikan.
Namun dengan memasukan orang-orang latar belakang politik seperti dari PDIP, PKB, Gerindra, dan Golkar maka para anggota partai itu bisa saling jaga di dalam PBNU.
"Jadi kalau mereka keluarkan pendapat miring-miring tentang kepentingan politik bisa langsung ketahuan," jelas Gus Yahya.
Yahya memastikan, di bawah kepemimpinannya, PBNU akan menjadi organisasi Islam yang transparan.
Baca juga: Benyamin Davnie Jalani Penyuntikan Vaksinasi Booster Covid-19 Secara Perdana
Meski sejumlah politisi warnai kepengurusan PBNU tahun 2022-2027, Gus Yahya memastikan organisasi itu akan tetap menjaga jarak dengan politik.
Mereka akan ambil jarak dengan berbagai sudut kepentingan politik di Indonesia.
"Jadi akomodasi elemen-elemen kepentingan agar bisa saling kontrol untuk jaga jarak NU dengan berbagai pihak politik tetap sama dengan satu dan yang lain," tuturnya.
Sejumlah tokoh politisi yang warnai PBNU misalnya saja ada politisi PKB Saifullah Yusuf sebagai Sekjen PBNU.
Baca juga: Dinas Perhubungan Provinsi Banten Pasang 1.986 Unit Penerangan Jalan Umum di Wilayah Tertentu
Kemudian ada juga politisi PDIP Mardani H Maming yang didaulat sebagai Bendara Umum NU.
Lalu ada juga Politikus Partai Golkar Nusron Wahid didapuk menjadi Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Politisi PKB lainnya Dipo Nusantara juga didapuk menjadi Bendahara. (Des)