Sachrudin Nyatakan Kasus Stunting Masih Ada dan Jadi Tanggung Jawab Bersama

Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin menghadiri peringatan Hari Gizi Nasional ke-62 di Kelurahan Batujaya, Kecamatan Batuceper, Selasa (25/1/2022).

Penulis: Ign Prayoga | Editor: Ign Prayoga
Instagram @humas_kota_tangerang
Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin menghadiri peringatan Hari Gizi Nasional ke-62 di Kampung Jimpitan, Kelurahan Batujaya, Kecamatan Batuceper, Selasa (25/1/2022). 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG -- Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin menghadiri peringatan Hari Gizi Nasional ke-62 di Kampung Jimpitan, Kelurahan Batujaya, Kecamatan Batuceper, Selasa (25/1/2022).

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pemkot Tangerang bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Forum Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Kota Tangerang.

Dalam sambutannya, Sachrudin mengungkapkan bahwa data survei status gizi Indonesia tahun 2021 menunjukan bahwa angka stunting Kota Tangerang terendah se-Provinsi Banten.

Hal ini menunjukan bahwa stunting masih ada dan harus dientaskan bersama demi mewujudkan masyarakat Kota Tangerang yang sehat dan sejahtera.

Pada peringatan Hari Gizi Nasional tahun ini, Kementerian Kesehatan menggaungkan tema "Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas".

Dikutip dari Tribunnews.com, stunting dan obesitas pada anak menjadi permasalahan lama yang dihadapi sebagian besar ibu di Indonesia.

Selain gizi kurang atau stunting, anak juga dapat mengalami gizi lebih atau obesitas.

Berdasarkan WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.

Baca juga: Yusuf Mansur Diminta Kembalikan Uang Investasi Tabung Tanah Rp 180 Juta per Orang

Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Dr. Dhian Probhoyekti, SKM, MA mengatakan permasalahan gizi tidak hanya terjadi di Indonesia tapi di dunia.

Dikutip dari laman Kemenkes, berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menyebutkan prevalensi stunting di Indonesia adalah 24,4 persen.

Jumlah tersebut masih jauh dari angka prevalensi yang ditargetkan dalam rpjmn 2020-2024, yakni 14 persen.

Sementara itu, berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi obesitas pada Balita sebanyak 3,8 persen dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8 persen.

Target angka obesitas di 2024 tetap sama 21,8 persen dan diarahkan untuk mempertahankan tingkat obesitas agar tidak naik.

Baca juga: Nurul Arifin Ungkap Dua Keinginan Putrinya Maura Magnalia yang Belum Kesampaian

“Masalah gizi stunting dan obesitas berdampak jangka pendek dan jangka panjang karena kedua masalah gizi ini menjadi indikator pembangunan kesehatan bangsa yang berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus,” katanya dalam konferensi Hari Gizi Nasional ke-62 secara virtual, Selasa (18/1).

Anak yang mengalami stunting akan gagal tumbuh. Hal ini ditunjukkan dengan tinggi badan pendek dan perkembangan intelektual terhambat.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved