Liga 1
68 Pemain Positif Covid-19, Save Our Soccer Dorong Kompetisi Dipindahkan ke Pulau Jawa
Laga Persipura vs Madura United di Stadion Kompyang, hari ini, harus ditunda karena 24 pemain dan ofisial Tim Sape Kerab dinyatakan positif.
Penulis: Lusius Genik Lendong | Editor: Hertanto Soebijoto
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali mendorong agar kompetisi BRI Liga 1 musim 2021/2022 dihentikan sementara.
Permintaan ini menyusul 68 pemain Liga 1 dipastikan terkonfirmasi positif virus Covid-19.
Diketahui Laga Persipura vs Madura United di Stadion Kompyang, hari ini, harus ditunda karena 24 pemain dan ofisial Tim Sape Kerab dinyatakan positif.
Menurut Akmal, kondisi ini harus ditangani secepatnya dengan menghentikan sementara gelaran kompetisi Liga 1.
Baca juga: Persita Tangerang Optimis Bisa Raih Kemenangan dari Persib Bandung di Liga 1
Baca juga: Raffi Ahmad Bakal Kasih Bonus Rans Cilegon FC setelah Tembus ke Liga 1
Opsi lain yang dinilai baik yakni memindahkan lokasi kompetisi ke provinsi yang berhasil mengendalikan kurva kasus Covid-19.
"Sebaiknya kompetisi dihentikan dulu selama sepekan untuk dilalukan 3 T (testing, tracing, treatment) kepada semua pemain di sistem bubble. Bila situasi Covid 19 sudah terkendali kompetisi bisa dilanjutkan lagi," kata Akmal Marhali kepada Tribunnews.com, Selasa (1/2/2022).
"Bila perlu Seri 4 dipindahkan ke tempat yang lebih memungkinkan. Seperti Jawa Tengah misalnya," sambung Akmal.
Akmal menduga ada sejumlah hal yang menyebabkan penyebaran Covid-19 varian Omicron menjadi sangat masif di sistem bubble Liga 1.
Baca juga: Angelo Alessio Berharap Pemain Baru Dapat Meningkatkan Kualitas Penampilan Persija di Liga 1 2021
Pertama, kendurnya penerapan protokol kesehatan baik 3 T maupun 5 M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, menghindari kerumunan dan Mengurangi mobilitas).
Kedua, sistem bubble to bubble yang diterapkan tidak seketat pada Seri 1 dan Seri 2.
"Alhasil para pemain bebas berwisata, bertemu banyak orang dari cafe ke cafe, dari restoran ke restoran dari pantai ke pantai.
Padahal, sejatinya sistem bubble atau gelembung hanya membolehkan para pemain berinteraksi dengan ekosistemnya di hotel, tempat latihan, dan tempat pertandingan.
Baca juga: Menpora Amali: Putaran Kedua Liga 1 akan Dihadiri Penonton dengan Syarat
Hal ketiga yang diduga jadi sebab masifnya kasus infeksi Covid-19 di Liga 1 adalah jadwal pertandingan yang sangat padat.
"Ketiga mungkin karena jadwal tanding yang padat dan jam tayang yang larut malam juga ikut memengaruhi penurunan imunitas pemain yang pada akhirnya mudah terpapar," tutur Akmal.
"Ingat, saat gelombang pertama Covid terjadi adalah satu saran yang diberikan para tenaga kesehatan (nakes) adalah jam tidur yang tidak boleh lewat dari jam 22.00 WIB," ujar Akmal.