Kuliner Jogja

Eksotisme Ngopi di Angkringan Anget Anget Jogja, Antara Alam Perdesaan hingga Panorama Bukit Seribu

Di kampung Gabahan, Desa Karangtalun, Kecamatan Imogiri, Bantul ada tempat ngopi yang "ramah kantong", yaitu Angkringan Anget Anget Jogja.

Penulis: Hertanto Soebijoto | Editor: Hertanto Soebijoto
Tribuntangerang.com/Hertanto Soebijoto
Angkringan Anget Anget Jogja di kampung Gabahan, Desa Karangtalun, Kecamatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Lokasinya sekitar 30 menit dari obyek wisata Puncak Becici dan Litto Tokyo. 

TRIBUNTANGERANG.COM, BANTUL -- Awal Februari lalu Tribuntangerang.com berkesempatan menyusuri kawasan Kecamatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta.

Mengunjungi Imogiri tak bisa dipisahkan dari keberadaan lokasi makam raja-raja Mataram Islam beserta keturunannya yang dibangun pada zaman pemerintahan Sultan Agung.

Di Imogiri terdapat pula kompleks Makam Seniman Giri Sapto. Tak sembarang seniman bisa dimakamkan di sini.

Di antara seniman yang "beristirahat abadi" di Giri Sapto adalah Kusbini, pencipta lagu Bagimu Negeri, Dr Liberty Manik pencita lagu Satu Nusa Satu Bangsa dan Desaku, serta banyak lagi seniman lainnya.

Selain terdapat kompleks makam raja-raja di Bukit Merak setinggi sekitar 100 meter di atas permukaan laut dan Makam Seniman Giri Sapto, di Imogiri juga terdapat sejumlah destinasi wisata yang elok dan memesona. 

Sebut saja, misalnya, puncak kebun buah Mangunan, Jurang Tembelan Kanigoro, Watu Mabur Mangunan, Bukit Panguk Kediwung, Bukit Becici dan yang lagi ngetop: Litto Tokyo--tak jauh dari Bukit Becici.

Daftar menu di Angkringan Anget Anget Jogja di kampung Gabahan, Desa Karangtukul, Kecamatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
Daftar menu di Angkringan Anget Anget Jogja di kampung Gabahan, Desa Karangtukul, Kecamatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta. (Barlin Srikaton)

Destinasi wisata dan wisata kuliner adalah paduan serasi tak terpisahkan. Di mana ada lokasi wisata, biasanya di situ juga ada wisata kuliner, tak terkecuali di Imogiri.

Salah satu kuliner di Imogiri yang diburu para pecinta kuliner adalah Sate Klathak Pak Pong di Jalan Imogiri Timur Km 10. Ciri khas sate klathak adalah sate kambing muda yang tusuk satenya berbahan jeruji sepeda.

Selain itu, ada pula mangut lele Bu Is, mie ayam Tumini, sambel belut Pak Sabar dan penjual mie lethek juga banyak dijumpai di Imogiri.

Mie lethek bahan dasarnya terbuat dari singkong, mie ndeso khas Bantul yang sudah ada sejak tahun 1920-an.

Nah, di antara semua itu, kini di kampung Gabahan, Desa Karangtalun, Kecamatan Imogiri, Bantul juga ada tempat ngopi yang "ramah kantong", yaitu Angkringan Anget Anget Jogja.

Barlin Srikaton, founder dan pemilik, sengaja menonjolkan kata "angkringan" di depan, meski secara konsep interior dan tampilannya lebih mirip warungan atau kafe.

Secara sadar Barlin sengaja menonjolkan kata  angkringan meski di kafenya tidak ditemukan angkringan atau gerobak yang menjadi tempat jualannya.

Lokasinya yang bersabahat menjadikan Angkringan Anget Anget Jogja cocok dengan hadirnya musik keroncong secara live. Sesekali teman-teman Barlin memeriahkan suasana malam dengan musik keroncong.
Lokasinya yang bersabahat menjadikan Angkringan Anget Anget Jogja cocok dengan hadirnya musik keroncong secara live. Sesekali teman-teman Barlin memeriahkan suasana malam dengan musik keroncong. (Barlin Srikaton)

Barang bekas

Kepada Tribuntangerang.com yang menemuinya di kafenya awal Februari, Barlin didampingi istrinya, Christi mengatakan, kafenya dibangun sedikit demi sedikit, dan sebagian besar material bahan-bahannya merupakan barang bekas.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved