Kuliner Jogja

Eksotisme Ngopi di Angkringan Anget Anget Jogja, Antara Alam Perdesaan hingga Panorama Bukit Seribu

Di kampung Gabahan, Desa Karangtalun, Kecamatan Imogiri, Bantul ada tempat ngopi yang "ramah kantong", yaitu Angkringan Anget Anget Jogja.

Penulis: Hertanto Soebijoto | Editor: Hertanto Soebijoto
Tribuntangerang.com/Hertanto Soebijoto
Angkringan Anget Anget Jogja di kampung Gabahan, Desa Karangtalun, Kecamatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Lokasinya sekitar 30 menit dari obyek wisata Puncak Becici dan Litto Tokyo. 

"Ini kursi yang kita duduki, kursi bekas yang sudah tidak ada yang mau pakai, saya permak dan cat lagi. Lalu, pas lihat ada  potongan-potongan kayu jati, saya beli lalu saya tempel-tempel," kata alumnus Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Yogyakarta itu.

Sebagai seniman yang cukup lama malang melintang sebagai desain grafis di harian Warta Kota Jakarta, pelukis dan kartunis ini benar-benar mengeksplorasi kemampuan grafisnya untuk mendesain interior kafenya.

Pria kelahiran Imogiri itu mengatakan, butuh waktu untuk menyelesaikan bentuk fisik bangunan kafenya karena bahan-bahannya sengaja dicari dari barang-barang bekas. 

Sentuhan barang bekas yang mendominasi interior kafenya itu seolah menyatu dengan alam perdesaan Desa Karangtalun, berupa hamparan persawahan yang berujung pada deretan perbukitan--masyarakat setempat menamainya Bukit Seribu.

Apalagi lokasinya berada di hook atau pojok, sehingga pada saat malam bulan pernama akan disuguhi panorama alam persawahan yang diakhiri Bukit Seribu yang berjejer sepanjang mata memandang.

Eksotisme perkampungan yang jauh dari keriuhan, menjadikan Angkringan Anget Anget Jogja cocok untuk ngopi dan menyantap hidangan ala ndeso namun higienis. 

Lokasinya di hook, Angkringan Anget Anget Jogja menghadirkan panorama alam perdesaan dengan hamparan sawah menghijau dan diakhiri dengan pemandangan deretan Bukit Seribu, menjadikan suasana ngopi tambah nyaman, rileks, dan bagus juga buat berswafoto.
Lokasinya di hook, Angkringan Anget Anget Jogja menghadirkan panorama alam perdesaan dengan hamparan sawah menghijau dan diakhiri dengan pemandangan deretan Bukit Seribu, menjadikan suasana ngopi tambah nyaman, rileks, dan bagus juga buat berswafoto. (Barlin Srikaton)

Mulai dari nasi kucing bakar atau sekuba, tempe goreng, pisang goreng, sate ampela, sate telur puyuh, sate kentang, telur asin, keripik singkong, kerupuk kulit hingga emping mlinjo.

Lalu minumannya tersedia aneka kopi mulai dari kopi robusta Temanggung, Garut dan Lampung hingga kopi arabika Gayo, Aceh dan Bali.

Juga tersedia wedang uwuh khas Bantul, wedang jahe geprek, wedang jahe sereh, wedang jahe seruni (jahe, sereh, jeruk nipis), teh poci dan kopi tubruk.

"Mohon maaf, kami tidak menyediakan kopi sachet," kata Barlin.

Barlin mengatakan, para penikmat kopi akan kecewa kalau mencari kopi sachet di kafenya, karena memang konsepnya sejak awal ingin beda.

"Saya sengaja cari kopi biji sendiri, jadi kopinya benar-benar murni hasil olahan sendiri," katanya.

Tapi juga karena itu, meski lokasinya "nyempil" di perdesaan, orang toh tetap mencarinya. 

Angkringan Anget Anget Jogja kerap menjadi tempat berkumpul berbagai komunitas, mulai dari seniman lukis, ibu-ibu arisan hingga partai politik.
Angkringan Anget Anget Jogja kerap menjadi tempat berkumpul berbagai komunitas, mulai dari seniman lukis, ibu-ibu arisan hingga partai politik. (Barlin Srikaton)

Terbukti, Angkringan Anget Anget Jogja kerap dijadikan tempat ngumpul sejumlah komunitas, kalangan muda-mudi hingga keluarga yang ingin menikmati quality time di alam perdesaan dengan udaranya yang segar dan tidak bising.

Mulai dari komunitas seniman lukis, ibu-ibu pengajian, kelompok arisan hingga partai politik. Mereka betah ngobrol berlama-sama sambil menikmati kopi dan panorama alam sekaligus.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved