Edukasi
Ada Hubungan Konsumsi Garam dan Obesitas
Manfaat garam atau sodium adalah menjaga keseimbangan cairan di tubuh, dan berperan dalam menjaga fungsi saraf serta otot.
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Makanan kurang garam alias hambar, semenarik sajiannya tidak akan menggugah selera.
Baru dicicipi langsung bisa hilang keinginan makan.
Sebaliknya makanan yang lezat, dengan penggunaan bumbu dan garam yang pas, akan membuat makan terasa nikmat.
Bila menu nya cocok, tidak terasa makanan yang masuk bisa berlebih.
Makanan berlebih akan menyebabkan terjadinya obesitas.
Baca juga: Penggunaan MSG bisa jadi Strategi Diet Rendah Garam
Data Riskesdas terbaru pada tahun 2018 menunjukkan 21,8 persen masyarakat Indonesia mengalami obesitas.
Jika dibiarkan, diprediksi angka obesitas dapat mencapai 40 persen pada 2030, yang artinya hampir 1 dari setiap 2 orang dewasa di Indonesia akan mengalami obesitas.
Kondisi ini harus segera ditangani karena obesitas dikaitkan dengan sejumlah penyakit, seperti lebih berisiko terkena tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
dr. Rafael Nanda R, MKK dalam Health Talk & Virtual Tour yang diadakan oleh Ajinomoto Visitor Center belum lama ini mengatakan, prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun.

Hal ini mengisyaratkan bahwa masyarakat harus mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat.
Salah satu kuncinya adalah menjaga asupan gizi seimbang dengan memerhatikan takaran gula, garam, dan lemak pada setiap masakan.
Garam memegang peranan penting dalam memberikan rasa lezat pada makanan.
Garam juga memiliki berbagai manfaat bagi tubuh.
Manfaat garam atau sodium adalah menjaga keseimbangan cairan di tubuh, dan berperan dalam menjaga fungsi saraf serta otot.
Baca juga: Kebiasaan Sarapan pada Gen Z dan Milenial Selama Pandemi, Mereka Mulai Menyiapkan Sarapan Sendiri
Namun makanan dengan kandungan garam yang tinggi cenderung membuat orang makan berlebih sehingga mengarah pada obesitas dan penyakit lainnya seperti hipertensi.