Perang Ukraina Rusia

AS dan Eropa Jatuhkan Sanksi, Putin Membalas: Ekspor 200 Lebih Produk Rusia Resmi Dilarang

Semakin banyak perusahaan Barat yang mengakhiri operasi di Rusia setelah Amerika Serikat dan negara-negara Eropa memberlakukan sanksi ekonomi.

Editor: Hertanto Soebijoto
Kompas.com
Presiden AS Joe Biden ancam Presiden Rusia Vladimir Putin akan membayar mahal. Biden tak akan membiarkan diktaktor korup terus berkuasa dan mengancam perdamaian dunia. 

Perusahaan telah meninggalkan secara massal atau menghentikan investasi, termasuk raksasa industri dan pertambangan seperti Caterpillar dan Rio Tinto, Starbucks, Sony, Unilever, dan Goldman Sachs.

Pada Rabu (9/3/2022), Moskow menyetujui Undang-undang yang mengambil langkah pertama menuju nasionalisasi aset perusahaan asing yang meninggalkan Rusia.

"Pemerintah Rusia sudah mengerjakan langkah-langkah yang meliputi kebangkrutan dan nasionalisasi properti organisasi asing."

Baca juga: VITALI Klitschko, Eks Juara Tinju Dunia Ukraina, Bersumpah Tetap Berjuang Pertahankan Kota Kyiv

"Perusahaan asing harus memahami bahwa kembali ke pasar kami akan sulit," kata Medvedev, Kamis.

Dia menuduh investor asing menciptakan "kepanikan" bagi orang Rusia biasa yang sekarang bisa kehilangan mata pencaharian.

Menurut angka terbaru, Rusia adalah mitra dagang terbesar ke-19 Inggris, dengan perdagangan antara kedua negara mencapai £15,9 miliar selama setahun dari akhir September 2020.


(Tribunnews.com/Nuryanti)

 

Sumber: Tribunnews.com: Balas Sanksi Barat, Putin Resmi Larang Ekspor 200 Lebih Produk Rusia, 48 Negara akan Terpengaruh

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved