Kuliner
Mencoba Sensasi Makan di Bakso Urat Pak Jedot Tanah Abang
Jika ke Tanah Abang Harus Cobain Bakso Urat Pak Jedot, Bisa Bikin Kepala Benjol Selesai Makan
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, TANAH ABANG - Pasar Tanah Abang, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat dikenal dengan pusat grosir pakaian oleh pedagang di seluruh Indonesia.
Namun siapa sangka, di sana ada bakso yang memiliki nama unik tepatnya di bawa tangga dekat pintu masuk Blok A Pasar Tanah Abang.
Bakso dengan nama urat pak jedot ini sudah ada sejak tahun 2005 dan pembelinya adalah warga yang selesai berbelanja di sana.
Dalam sehari, bakso urat pak jedot ini bisa menghabiskan sekira 200 sampai 300 mangkok dengan harga perposinya cukup murah yaitu Rp 15.000.
Baca juga: Kapolda Metro Borong Bakso untuk Massa Aksi Unjuk Rasa Depan DPR
Bakso itu dinamai urat pak jedot oleh pelanggannya karena kepalanya sering kejedot setiap kali makan di sana.
Sebab, lokasi tempat makan ini berada di bawah tangga dan orang yang memiliki tinggi 170 cm sampai 180 cm harus menunduk ketika ingin duduk.
Maka para pelanggan yang ke Tanah Abang, belum lengkap rasanya jika tak datang ke bakso urat pak jedot.
Tamin pemilik bakso urat pak jedot mengaku, sudah banyak kepala pelanggannya yang terbentur bagian atas tangga.
Baca juga: Omzet Sempat Turun 40 Persen, Papmiso Tetap Maafkan Pengunggah Video Bakso Tikus
"Kalau sampai berdarah tidak pernah, paling benjol aja, rata-rata ibu-ibu yang mengalami," jelasnya Sabtu (4/6/2022).
Tamin menjelaskan, ketika itu ia belum memberi nama baksonya karena ia hanya fokus berjualan saja.
Kemudian ada satu pelanggan yang sering kejedot usai makan di sana dan menyarankan agar diberi nama bakso urat pak jedot.
Akhirnya sejak tahun 2006 nama bakso urat pak jedot dipilih oleh Tamin hingga saat ini.
Baca juga: Heboh Bakso Tikus di Karawang, Kepolisian Pastikan Kabar itu Tidak Benar
"Awalnya saya jualan sama orangtua saya, terus turun ke saya," ucapnya.
Tamin mengaku, ketika dirinya disuruh meneruskan usaha ayahnya, ia merasa keteteran karena banyaknya pembeli.
Ia pun akhirnya mencari karyawan untuk membantu dirinya berjuakan dengan gaji sekira Rp 3.000.000.