Jakarta Internasional Stadium
Anies Baswedan Diminta Umumkan Penggantian Nama JIS jadi Stadion MH Thamrin saat Launching
Anies Baswedan Diminta Umumkan Penggantian Nama JIS jadi Stadion MH Thamrin saat Launching Sabtu 25 Juni 2022
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Lilis Setyaningsih
Selain itu, nama JIS sepertinya tidak dapat memacu semangat untuk memajukan persepakbolaan nasional karena tidak menggunakan nama tokoh sejarah yang inspiratif.
Baca juga: Penamaan Tidak Menggunakan Bahasa Indonesia, Anies Diminta Menambah atau Mengganti Nama JIS
Diusulkan mengambil nama Soeratin yang merujuk kepada nama tokoh pendiri Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), tapi sejarah menunjukkan ada tokoh yang lebih tepat, yaitu MH Thamrin. Adapun Thamrin adalah pahlawan nasional sekaligus tokoh Betawi, warga asli Jakarta.
“Lebih jauh lagi Thamrin pun bukan hanya pendiri bangsa yang gibol (gila bola), dalam arti doyan merumput, melainkan juga punya visi sepakbola modern Indonesia sebagai reaktor kebangsaan,” ucapnya.
Sementara itu visi sepakbola Thamrin tumbuh dari kampung-kampung.
Thamrin melihat sepakbola pribumi bermutu tapi didiskriminasi dan selalu gunakan posisinya di Gementeraaden (Dewan Kota) dan Volksraad (Dewan Rakyat), untuk menyuarakan isu ini.
Baca juga: Prasetyo Ungkap Kampung Susun Bayam untuk Mess Karyawan JIS
Thamrin meyakini sepakbola bukan sekadar olahraga rakyat, melainkan medium gerakan kebangsaan. Riset sejarah Srie Palupi, Politik dan Sepakbola, membenarkan hal itu.
“Sepakbola yang masuk Hindia akhir abad ke-19 berbareng ideologi-ideologi besar—nasionalisme, komunisme, islamisme, sosialisme—sama diterima dan tumbuh jadi counter culture terhadap perkembangan masyarakat serta sejarah kolonial. Inilah jalan keluar yang ditawarkan Thamrin,” jelasnya.
Kata Rizal, visi sepakbola Thamrin terbukti, di negeri jajahan, profesionalisme itu tumbuh karena para pemain merumput dengan keyakinan mempertaruh sejarah dan kultur sepakbola sejak diterima di negerinya, yaitu sebagai counter culture kolonialisme.
Dari sini, Thamrin membangun sepakbola modern Indonesia sebagai reaktor kebangsaan, sehingga Jakarta jadi ibukota sepakbola kebangsaan Indonesia.
Baca juga: DPRD DKI Taruh Harapan Besar JIS Mampu Gerakan Perekonomian
“Inilah warisan (legacy) Thamrin yang berharga dan khas, tapi terlupa. Darma bakti dan warisan Thamrin begitu besar kepada sepakbola serta jadi utang budi tak ternilai. Seharusnya ini cukup menggugah kesadaran buat mencicil,” jelasnya.
Karena itu, memberi nama JIS dengan MH Thamrin Stadion Internasional Jakarta adalah awal yang baik.
Bangunan monumental harus diimbangi nama dari amal sejarah yang monumental dan tak kering-kering mengalirkan keteladanan bagi sepak bola serta kebangsaan kita hari ini juga masa depan. (faf)