Lifestyle
Sejak Pandemi, Sistem Pembayaran Uang Tunai Mulai Digeser oleh Pembayaran Non Tunai
Selama dua tahun pandemi melanda Indonesia, mengalami akselerasi pembayaran digital di Indonesia.
Andiwiana Saptonarwanto, Kepala Grup Operasional – Departmen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Bank Indonesia menjelaskan Bank Indonesia sudah menyiapkan sejumlah regulasi pendukung sistem transaksi keuangan elektronik.
Melalui sinergi dan kolaborasi dengan sejumlah pemangku kepentingan terkait, penyediaan infrastruktur dan perubahan perilaku menuju ekosistem digital.
Baca juga: Antisipasi Kebutuhan Natal dan Tahun Baru, Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp20 Triliun
BI saat ini sudah siap untuk memfasilitasi transaksi keuangan elektronik untuk semua model bisnis.
Selain itu BI juga telah menyiapkan regulasi dan kebijakan yang mendukung.
Roy Sembel, Professor of Finance Management, IPMI Business School mengatakan, salah satu isu global yang menjadi perhatian dunia selain isu-isu lingkungan hidup, adalah isu digital inequality.
Jadi dengan adanya digital payment system itu akan bisa mengurangi digital inequality.
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Nutrisi Lewat Pembayaran Non Tunai di ASC
Saat ini dengan terjadinya perang rusia Ukraina dampaknya ke GDP dan inflasi negara-negara di dunia sangat terasa, untuk itu efisiensi makin dibutuhkan salah satunya dengan digitalisasi termasuk digitalisasi sistem pembayaran.
"Dibutuhkan kolaborasi dari seluruh stakeholder untuk menangkap peluang ekonomi digital yg didalamnya digerakkan oleh digital payment," imbuhnya.
Andhie Saad – CCO MBiz menjelaskan bahwa MBiz mengambil bagian untuk mendorong ekonomi digital Indonesia salah satunya dengan layanan MBizmarket, ini adalah layanan procurement untuk pemerintah daerah dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemda, karena adanya kebijakan pemerintah untuk mengganti cara procurement manual menjadi digital akan transparansi transaksi bisa diawasi dan di evualuasi.
Pembicara selanjutnya, Nor Meydia Head of Business Development Xendit menekankan pentingnya pembayaran digital untuk bisnis.
Baca juga: Raih Juara Pencak Silat, Dua Pelajar Diganjar Penghargaan dan Uang Tunai oleh Pemkot Tangerang
Untuk perusahaan B2C (bisnis ke konsumen), hal ini akan membawa bisnis memasuki pasar yang berisi pelanggan yang digital literasinya sudah sangat baik dan mereka ini adalah kelompok usia 25-34 tahun yang menyumbang lebih dari 50 persen belanja online.
Daya beli kelompok ini akan meningkat dalam dekade berikut.
Kedua, pembayaran digital akan memberikan pengalaman pembayaran yang disukai kustomer karena sederhana dan mudah.
Riset menunjukkan 70 persen chart ditinggalkan calon pembeli karena tidak dapat menemukan metode pembayaran yang paling disukai saat checkout.
Baca juga: Polisi Tangkap Kades Lampung Timur Saat Asyik Main Judi di Rumah Warga,Uang Tunai dan Remi Diamankan
Kemudian untuk perusahaan dengan model bisnis B2B (bisnis ke bisnis), digitalisasi sistem pembayaran akan meningkatkan value chain, karena dengan sistem pembayaran digital memungkinkan efisiensi yang dapat menurunkan biaya.