Lifestyle

Sejak Pandemi, Sistem Pembayaran Uang Tunai Mulai Digeser oleh Pembayaran Non Tunai

Selama dua tahun pandemi melanda Indonesia,  mengalami akselerasi pembayaran digital di Indonesia.

Penulis: | Editor: Lilis Setyaningsih
TribunTangerang.com/Henry Lopulalan
Pembayaran non tunai mulai menggeser pembayaran dengan tunai, terutama sejak pandemi. ilustrasi - Petugas menata uang keluaran baru. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Sistem pembayaran dan pola transaksi ekonomi terus mengalami perubahan.

Perkembangan teknologi dalam sistem pembayaran menggeser peran uang tunai sebagai alat pembayaran, menjadi alat pembayaran non tunai yang lebih efisien.

Sistem pembayaran yang efektif dan efisien berpengaruh terhadap kelancaran aktivitas perekonomian.

Lancarnya sistem pembayaran juga mendukung perdagangan dan transaksi baik di tingkat domestik maupun internasional terutama bagi negara berkembang.

Sistem pembayaran dikatakan efisien apabila dapat meminimalisir biaya untuk mendapat manfaat dari sebuah transaksi.

Baca juga: Hadapi Libur Lebaran, Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp 28 Triliun

Kemal E.Gani, Group Chief Editor SWA Media mengatakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia adalah sistem pembayaran digital yang semakin seamless  atau mulus.

Selama dua tahun pandemi melanda Indonesia,  mengalami akselerasi pembayaran digital di Indonesia.

"Lewat digitalisasi pembayaran ini aktivitas ekonomi kita tetap dapat berjalan meskipun mobilitas masyarakat sangat dibatasi,” jelas Kemal saat konferensi virtual yang bertajuk “Business Operations Enablement Through The use of Integrated Payment Solutions” belum lama ini.

Ia menambahkan  digital banking dan digital payment telah berkembang secara baik dalam pembayaran di bidang ritel.

Baca juga: Satu Pelaku Bikin Sibuk Pemilik Warung, Temannya Gasak Tas Berisi Uang Tunai dan Kartu ATM 

Namun perkembangannya ini memerlukan kunci utama yakni keseimbangan antara inovasi dan mitigasi risiko.

Bersamaan dengan itu, diharapkan akan berkembang menjadi pelayanan pembayaran digital antar negara.

Mengutip dari hasil riset IDC, Kemal mengungkap bahwa di tahun 2025 akan ada 125 juta pengguna baru e-wallet, jumlah ini akan membuat Indonesia menjadi negara pengguna e-wallet terbanyak di asia tenggara.

“Sistem pembayaran digital akan membawa potensi bisnis yang besar bagi pelaku usaha, terutama ritel," ujarnya.

Baca juga: Hana Hanifah Beri Kado Spesial untuk Ulang Tahun Sang Bunda Uang Tunai Rp 1 Miliar

Hal ini terutama dapat memperkuat hubungan penjual dan pelanggan, yang kedua memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik atau customer experience yang lebih baik, mendorong skala bisnis dan memperluas pasar .

"Setiap pemain bisnis tetap harus memperhatikan lanskap heterogen yang ada di Indonesia sebab setiap daerah memiliki tingkat penetrasi internet, regulasi dan preferensi yang berbeda-beda,” Jelasnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved