Berita Jakarta Raya
Ketahuan Buang Sampah Sembarangan, Remaja Kena Sanksi Nyapu Sampah di Kawasan Dukuh Atas
Buang Sampah Sembarangan, Remaja 'Terjaring Razia dan Kena Sanksi Nyapu Sampah di Kawasan Dukuh Atas Jakpus
Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Banyaknya remaja yang berkumpul di kawasan Dukuh Atas, Sudirman, menyebabkan beberapa sudut dipenuhi sampah.
Tidak sedikit dari mereka yang membuang sampah sembarangan.
Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat membuka posko penegakkan hukum bagi mereka yang membuang sampah sembarangan.
Remaja yang kedapatan membuang sampah sembarangan akan diganjar dengan sanksi sosial berupa menyapu kawasan sekitar sambil mengapungkan tulisan 'saya buang sampah sembarang'.
Sejumlah remaja sudah mulai diberikan sanksi sosial karena kedapatan membuang sampah sembarangan.
"Ini hanya untuk mendidik aja, akhirnya untuk merasakan bagaimana menjadi yang membersihkan, dengan ini tidak ada denda berupa uang, hanya sosial aja," ujar Kepala Seksi Pengolahan Kebersihan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (Kasi PKLB3) Sudin LH Jakarta Pusat Binsar Siregar, Rabu (13/7/202)
Binsar menyebutkan, pihaknya juga telah meniadakan tempat sampah di kawasan Dukuh Atas.
Hal itu dilakukan untuk merubah pola pikir masyarakat untuk bertanggung jawab atas sampah mereka sendiri.
Kebijakan serupa juga dilakukan oleh negara di luar.
"Jadi saat ini gini, kita diminta lapisan masyarakat bertanggung jawab atas sampah ya dengan sama sama, kita contoh negara Singapura, disana jarang tempat sampah, tapi masyarakatnya sadar dengan akan hal itu," ujar Binsar.
Binsar menjelaskan, bahwa sebelumnya Sudin LH Jakarta Pusat menaruh satu tempat sampah disana.
Baca juga: Menjijikkan dan Bikin Repot, Sampah Meluber ke Jalan Maulana Hasanudin di Kota Tangerang
Baca juga: Ketika Sampah Plastik yang Dianggap Tidak Berguna jadi Punya Nilai Lagi
Namun, masyarakat masih tetap membuang sampah sembarangan.
Terkait adanya fenomena ABG 'Sudirman-Citayam-Bojong Gede-Depok' alias 'SCBD', Binsar menghimbau agar orangtua mengawasi betul anak mereka.
Sebab, para remaja itu sering kali nongkrong hingga larut malam.
"Saya himbau orangtua anak-anak remaja, engga ada gunanya nongkrong, kapan dia belajarnya. Masalahnya setiap hari, kami hanya himbau, kalau nongkrong sampe malam kapan belajarnya," tutur Binsar. (M32)