Kecelakaan Kereta
Ada Gumpalan Darah di Kepala yang Membuat Nyawa Putri Qaila Tak Tertolong
Ada Gumpalan Darah di Kepala yang Membuat Nyawa Putri Qaila Tak Tertolong, jadi Korban ke 10 Kecelakaan Odong-odong
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, BANTEN -- Daftar korban meninggal dunia akibat kecelakaan odong-odong maut di Desa Silebu, Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, bertambah dan kini berjumlah menjadi 10 orang.
Satu korban meninggal dunia tersebut ialah Putri Qaila Septiana, seorang anak perempuan berusia dua tahun.
Kasie Humas Polres Serang, Iptu Dedi Jumhaedi mengatakan, bayi di bawah 5 tahun (balita) itu meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Hermina Serang, Jumat (28/7/2022) pukul 20.00 WIB.
"Korban meninggal dunia kecelakaan odong-odong dengan kereta api bertambah satu, yautu ananda Putri Qaila Septiana," ujar Iptu Dedi Jumhaedi, Minggu (31/7/2022).
Dedi menerangkan, Putri Qaila sebelumnya merupakan korban yang mengalami luka berat di bagian kepala dan kaki.
Saat menjalani perawatan di rumah sakit, korban telah menjalani tindakan operasi. Kendati demikian, nyawa Putri Qaila tidak dapat tertolong setelah dirawat 4 hari.
"Pasca kecelakaan, korban Putri Qaila Septiana sempat dirawat di RS Hermina Serang selama 4 hari dan mendapatkan tindakan berupa kraniatomi atau operasi untuk mengangkat gumpalan darah dari kepala," kata dia
"Karena mengakami luka berat, selama dirawat korban pun ditangani oleh tim dokter RS Hermina Serang," imbuhnya.
Baca juga: Ngeri Kecelakaan! Odong-odong Berseliweran di Jalan Raya Cilincing Berdampingan dengan Truk Trailer
Baca juga: Trauma Saksi Mata Kecelakaan Odong-odong, Tak Bisa Tidur, Makan, hingga Takut Melihat Kereta
Dengan demikian, terdapat 10 korban meninggal dunia dan 23 penumpang lainnya menjadi korban luka dari insiden odong-odong maut tersebut.
"Dari 33 penumpang odong-odong, korban meninggal dunia bertambah menjadi 10 orang dan 23 penumpang lainnya terluka baik berat maupun ringan," terang Iptu Dedi Jumhaedi.
Sebelumnya diberitakan, bertambahnya jumlah korban meninggal pun dibenarkan oleh ketua RT 09 desa Cibetik, Mansur.
"Iya, memang ada korban bertambah, anak usia dua tahunan, dan sudah dimakamkan," ujarnya, Sabtu (30/7/2022) saat ditemui Warta Kota di mushola desa Cibetik.
Kini, total jumlah korban meninggal di laka odong-odong menjadi 10 orang.
Seluruh penumpang yang wafat merupakan warga Desa Cibetik, kampung yang tak jauh dari lokasi kejadian.
Sembilan nyawa pun melayang dalam kejadian naas tersebut. Kesembilan korban wafat pun telah dimakamkan, Selasa malam.
Sementara itu, sebanyak sembilan korban luka-luka di rawat di rumah sakit Hermina. Satu diantanya masih balita berusia dua tahun delapan bulan yang keadaannya kritis. (M28)