Harga telur

Harga Telur Diperkirakan akan Kembali Normal Dua Pekan Lagi

Harga telur yang saat ini masih dianggap tinggi diperkirakan akan kembali normal dua pekan mendatang. 

Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Tangerang/Rendy Rutama
Agen telur ayam di Pasar Tradisional Klender SS, Jatinegara, Kecamatan Cakung, Kota Jakarta Timur, Rabu (24/8/2022). Harga telur di Pasar Tradisional Klender Rp 32.000 per kilogram. 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG -- Harga telur yang saat ini masih dianggap tinggi diperkirakan akan kembali normal dua pekan mendatang. 

Harga telur di pasaran Tangerang Selatan masih  bergerak di angka Rp 29.000 hingga 31.000 per Kilogramnya, Sabtu (27/8/2022).

Kenaikan harga telur tersebut dikarenakan naiknya harga pakan serta afkir di peternak.

Menyikapi kenaikan harga telur, kepala dinas perdagangan dan perindustrian Kota Tangerang Selatan, Heru Agus Santoso meminta masyarakat untuk menyikapinya dengan bijak. Ia pun memperkirakan harga telur akan kembali normal sekitar dua pekan lagi.

"Belanja secara bijak, karena memang kondisi ekonomi kita saat ini seperti ini. Dan gunakan beberapa alternatif," katanya.

Heru mengatakan, pemenuhan lauk pauk cukup beraneka ragam selain telur, sehingga masyarakat untuk sementara waktu bisa bijak mencari penggantinya.

Saat ini, pihaknya tengah berupaya agar pemerintah pusat bisa mengintervensi harga pakan ternak supaya harga bisa stabil.

Baca juga: Harga Telur Cetak Rekor Tertinggi, Bukan Berarti Peternak Dapat Untung Besar

Baca juga: Keuntungan Semakin kecil, Pedagang Cilor Berharap Harga Telur Segera Turun

Sementara itu kenaikan harga telur yang normalnya berkisar Rp 23.000 per Kilogramnya membuat para pedagang kesulitan menjual telur.

"Pembeli sering nanya, 'kok naik terus?', tapi sebagai agen kan kami mengikuti harga dari pemasok. Makanya harapan saya, pemerintah turun tanganlah," ujar Davir saat ditemui TribunTangerang.com di kiosnya, di Pamulang.

Selain intervensi harga pangan, ia berharap pemerintah mampu menetapkan harga terendah dan tertinggi, sehingga tidak ada permainan harga lagi.

"Dua itu sih intinya. Kalau sekarang kan belum tau batasannya bagaimana," sambungnya. (Raf)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved