Bisnis
Pengusaha Roti Rumahan di Pamulang Merana Gara-gara Harga Telur Terus Meroket
Kenaikan harga telur menjadi Rp 31.000-Rp 32.000 per kilogram membuat pengusaha roti merana di Kota Tangerang Selatan.
Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Kenaikan harga telur menjadi Rp 31.000-Rp 32.000 per kilogram membuat pengusaha roti merana di Kota Tangerang Selatan.
Salah satu pengusaha roti yang menjerit yakni Jejen, pengusaha industri roti rumahan milik di Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Jejen mengaku hampir dua bulanan terakhir tak memakai telur akibat harga telur melambung tinggi.
"Sekarang ya margarin yang saya lebihkan. Itupun harganya naik dua kali lipat. Itu menggantikan telur," ujarnya saat ditemui di lokasi usahanya, Senin (1/9/2022).
Menurut dia, kenaikan harga telur sangat memberatkan karena harga roti tetap sama. Jika harga roti dinaikkan, pembeli akan berkurang.
"Susah (naik harga), terkecuali semuanya kompak," katanya.
Dia hanya bisa pasrah karena harga telur meroket.
Baca juga: Harga Telur Diperkirakan akan Kembali Normal Dua Pekan Lagi
Baca juga: Harga Telur Cetak Rekor Tertinggi, Bukan Berarti Peternak Dapat Untung Besar
Apalagi, sejak membuka usaha di Pamulang tahun 2014, dia baru menghadapi kesulitan karena pandemi Covid-19.
Saat mencoba bangkit kembali, dia ketiban masalah lagi, harga bahan baku roti yakni telur naik.
"Kalau normalnya ya Rp 20.000, atau Rp 23.000 per kilo, itu masih bisa dibeli," katanya. Namun kini, harga telur menjadi Rp 31.000-Rp 32.000 per kilogram.
Akibatnya, kenaikan harga telur tersebut, omzet usahanya menurun drastis.
Biasanya, saat normal dia mampu mengolah 70 karung terigu untuk membuat roti.
Namun, kini hanya 20 karung terigu untuk membuat 1.600 bungkus roti.
"Sekarang juga ukuran roti mesti disesuaikan, ukuran plastiknya juga," katanya.
Sebelumnya, saat pandemi Covid-19, dia terpaksa mengurangi 8 karyawannya.
Harapannya, barang-barang kebutuhan pokok seperti telur bisa kembali normal.
"Harapannya normal lah, supaya anak-anak juga bisa kembali bekerja," Jejen.