Wisata

Taman Safari Indonesia Rayakan Lima Tahun Program Kerjasama Konservasi Giant Panda

Panda hitam putih juga merupakan simbol harmonis kerjasama bilateral Indonesia–Tiongkok bagi konservasi Giant Panda

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Ign Agung Nugroho
Tribun Tangerang/Hironimus Rama
Taman Safari Indonesia (TSI) di Cisarua, Bogor, merayakan 5 tahun konservasi Panda di Indonesia pada Senin (27/9/2022 

Jansen menjelaskan bahwa kedua ekor Panda ini juga telah ditinjau oleh Wakil Perdana Menteri Tiongkok Mrs. Liu Yang Dong, pada 26 Nopember 2017 lalu, sekaligus diadakannya penandatangan Kerjasama Konservasi Panda.

"Hubungan bilateral yang baik ini bertujuan agar dapat mengembangkan strategic partnership conservation Giant Panda," paparnya.

Istana Panda Indonesia

Untuk mendukung konservasi Panda, Taman Safari Indonesia membangun Istana Panda Indonesia.

"Keindahan alam serta kemegahan bangunan ini dikonsep seperti habitat aslinya," jelas Jansen.

Tidak hanya itu, lanjut dia, Taman Safari Indonesia juga membangun area pakan giant panda seluas 5 hektar.

"Area pakan ini dilengkapi dengan fasilitas pendukung sarana dan prasarana edukasi, ruang perawatan kesehatan hewan dan penelitian medis," imbuhnya.

Taman Safari Indonesia Bogor juga kerap merayakan serangkaian kegiatan dari tahun ke tahun untuk seluruh pengunjung.

"Kita lakukan perayaan kedatangan Giant Panda, Ulangtahun Panda, Spesial Enrichment, Hari besar Panda, dan Spesial edukasi melalui program Keeper talk," ucap Jansen.

Kegiatan-kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi konservasi Giant Panda yang dikemas secara singkat dan menarik agar mampu menyentuh kesadaran dan membangun kepercayaan masyarakat untuk bersama-sama berupaya menyelamatkan mereka dari kepunahan.

"Taman Safari Indonesia  juga memberikan pengalaman dan pelatihan pada setiap keeper giant panda seperti, training and conditioning, husbandary, dan reaserch," ungkapnya.

Pelaksanaan Inseminasi Buatan

Selama 2 tahun keberadaan Panda di TSI, pengelola telah berupaya mengawinkan kedua ekor panda tersebut secara alami, namun belum berhasil.

"Kami harus memahami karakter panda yang memang pemakan bambu, yang mempengaruhi  hormonnya," beber Jansen.

Sebelum dilakukan inseminasi, Giant Panda tersebut  diobservasi terlebih dahulu dan waktu yang tepat untuk dikawinkan.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved