Dosen Untag Semarang Tewas
Fakta Memilukan Kematian Dosen Dwinanda, AKBP Basuki Ada di Samping Korban Jelang Kematiannya
Ada fakta memilukan yang mewarnai kematian dosen Untag Semarang, Dwinanda Linchia Levi Heningdyah Nikolas
Ringkasan Berita:
- Dosen Untag Semarang, Dwinanda Linchia Levi (35), ditemukan meninggal di kamar kostel di Gajahmungkur, Semarang, dalam kondisi tanpa busana dan mengeluarkan darah dari mulut, hidung, serta kelamin.
- Hasil autopsi lisan menyebut tidak ada tanda kekerasan, dan korban mengalami pecah jantung akibat aktivitas fisik berlebihan.
- AKBP Basuki berada satu kamar dengan korban saat detik-detik kematiannya dan mengetahui kondisi korban sudah memburuk sejak sehari sebelumnya.
TRIBUNTANGERANG.COM, SEMARANG- Ada fakta memilukan yang mewarnai kematian dosen Untag Semarang, Dwinanda Linchia Levi Heningdyah Nikolas Kusumawardhani (35) atau yang bisa disapa Dwinanda Linchia Levi atau Levi.
Dosen Dwinanda Linchia Levi diketahui meninggal di kamar indekosnya yang berada di sebuah hotel atau disebui Kos-Hotel tau Kostel di wilayah Gajahmungkur, Kota Semarang.
Dosen muda cantik dengan karier mentereng ini meninggal dunia dengan kondisi tanpa busana dan mengeluarkan darah dari beberapa bagian tubuhnya.
Darah disebut keluar dari mulut, hidung dan bagian kelamin. Berdasarkan hasil outopsi lisan dari RSUP Dr Karyadi Semarang, tidak ada bekas penganiayaan di tubuhnya.
Namun korban disebut pecah jantung akibat aktivitas visik yang berlebih. Kini aktivitas fisik yang berlebihan tersebut masih menjadi misteri.
AKBP Basuki Di Sampng Korban Menelang Kematiannya
Ada fakta memilukan yang terjadi saat dosen pintar dan cantik itu meninggal. Pasalnya ada pria yang berada bersamanya saat korban tengah sakratul maut.
Sakaratul maut adalah fase terakhir sebelum kematian, saat ruh berpisah dari jasad, yang digambarkan sebagai momen penuh rasa sakit yang hebat dan menyiksa.
Dalam ajaran Islam, proses ini adalah peristiwa pasti yang dialami semua orang, dan kesulitannya bisa menjadi penghapus dosa bagi orang beriman.
Namun sayangnya pria yang kala itu bersamanya yakni AKBP Basuki tidak membawa korban ke rumah sakit.
Artinya sang perwira tidak melakukan apa-apa saat Dwinanda butuh pertolongan medis. Bisa saja nyawa korban bisa diselamatkan bila dibawa ke rumah sakit.
Tidak diketahui alasan AKBP Basuki tidak membawa korban secepatnya
Padahal diketahui selama ini disebut memiliki riwayat penyakit darah tinggi (hipertensi dan penyakit gula darah tinggi (diabetes) dan hipertensi (darah tinggi).
Selain itu AKBP Basuki sebelumnya mengertahui bahwa kondisi kesehatan Dwinanda memburuk pada hari Minggu atau sehari sebelum ia ditemukan meninggal.
Korban bahkan disebut sempat muntah-muntah dan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa kondisi kesehatannya. Setelahnya korban sempat diantar ke rumah dan ditemukan meninggal dunia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/dosen-untag3.jpg)