Kecelakaan Truk Pertamina
KNKT Ungkap Kecelakaan Beruntun Truk Tangki Pertamina di Cibubur Akibat Kegagalan Pengereman
Plt Kasubkom IK LLAJ Ahmad Wildan menyebut, kecelakaan truk Pertamina di Jalan Transyogi, disebabkan karena kegagalan pengereman yang dilakukan sopir.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -– Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah selesai melakukan investigasi terkait kecelakaan beruntun yang dialami Truk Trailer Tangki Pertamina.
Kecelakaan itu terjadi di Jalan Transyogi, Cibubur, Bekasi, pada Senin (18/7/2022) lalu.
Kecelakaan tersebut menyebabkan 10 orang meninggal dunia, lima orang luka berat, dan satu orang luka ringan.
Plt Kasubkom IK LLAJ, Ahmad Wildan menyebut, kecelakaan tersebut disebabkan karena kegagalan pengereman yang dilakukan sopir.
Hal itu disampaikan Wildan dalam jumpa pers di Aula KNKT, Jalan Medan Merdeka Timut No.5, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2022).
"Pengemudi merasakan rem kurang pakem, karena kampas rem sudah tipis, sehingga persediaan udara tekan di tabung berada di bawah ambang batas. Jadi, sopir tak cukup kuat melakukan pengereman," ujar Wildan dalam keterangannya.
Wildan juga menjelaskan, saat kecelakaan, truk berada di jalur lambat dan di sisi kirinya terdapat trotoar yang cukup tinggi.
Sementara itu, sopir mengalami kepanikan yang luar biasa saat melihat beberapa mobil di depannya dan dirinya yang tengah membawa truk bermuatan gas.
Baca juga: Masih Trauma, Empat Korban yang Selamat Dari Kecelakaan Truk Maut di Bekasi Enggan Ditemui
Hal tersebut, kata Wildan, membuat sopir tak lagi mengendalikan truk yang dikendarainya, sehingga menabrak dua mobil di depannya.
"Saat menabrak dua mobil, truk tersebut tidak berhenti. Pengemudi juga mengalami kepanikan luar biasa karena muatan yang dibawa adalah BBM yang mudah terbakar, sementara sebelah kiri adalah trotoar cukup tinggi yang jika dibanting ke kiri ber-resiko kendaraan meledak dan terguling," ujar Wildan.
Wildan menyebut, sebenarnya langkah yang dilakukan sang sopir saat berada di jalur lambat, sudah tepat.
Namun, saat sopir tersebut mengarahkan kemudi ke lajur cepat kembali untuk dapat terlepas dari dua mobil yang ditabraknya, hal tersebut menjadi tindakan yang fatal.
Pasalnya, jumlah kendaraan yang ditabrak menjadi lebih banyak, termasuk beberapa sepeda motor yang sedang menunggu lampu lalu lintas.
"Pengemudi secara refleks membelokkan kemudi ke arah kanan, untuk terlepas dari kendaraan yang ditabraknya. Namun, ternyata di lajur kanan terdapat kerumunan kendaraan yang berhenti di APILL CBD sehingga tabrakan tak terhindarkan lagi," tambah Wildan.
Baca juga: Korban Selamat Kecelakaan Truk Pertamina Hendri Panggabean, Sebelumnya Ditinggal Anaknya Meninggal
Diungkap Wildan, secara umum, penyebab kegagalan pengereman tersebut ada dua.
Pertama, penurunan udara tekan dipicu oleh adanya kebocoran pada solenoid valve klakson tambahan. Kedua, akibat travel stroke kampas rem.
Wildan menjelaskan, dua hal tersebut yang membuat pengemudi melakukan pengereman berulang kali saat menghadapi gangguan lalu lintas. (m40)