Gagal Ginjal Akut

Perhatikan Jumlah Urin Apalagi Anak Tidak Berkemih dalam 24 Jam, Segera Bawa ke Fasilitas Kesehatan

Perhatikan Jumlah Urin Anak Apalagi Anak Tidak Berkemih dalam 24 Jam, Segera Bawa ke Fasilitas Kesehatan, bersifat progresif.

Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Tangerang/Rafzanjani Simanjorang
Dokter spesialis anak rumah sakit umum (RSU) Tangsel, Vollico Nenni, meminta agar orantua memperhatikan jumlah urin pada anak dan durasi berkemihnya. 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG SELATAN -- Gagal Ginjal Akut pada anak mulai membuat para orangtua resah.

Ditambah, ratusan anak di Indonesia telah merenggang nyawa oleh penyakit tersebut.

Secara umum, kasus gagal ginjal sebenarnya dapat dikenali.

Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis anak rumah sakit umum (RSU) Tangsel, Vollico Nenni, saat ditemui di lokasi, Jumat (21/10/2022).

"Gejala yang mudah diketahui dan patut diwaspadai adalah jumlah urin anak yang berkurang, atau bahkan tidak buang air kecil sama sekali dalam 24 jam. Jadi kalau ada tanda tersebut, segera datang ke pelayanan medis terdekat untuk segera diperiksa," katanya.

Hingga kini, penyebab gagal ginjal akut belum diketahui, dan bersifat progresif dan cepat sekali penurunannya.

Nenni menjelaskan, dari beberapa kasus gagal ginjal akut diketahui lewat gejala awal seperti muntah, diare hingga demam.

Baca juga: Tips Antisipasi Cegah Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak dari Apoteker di Kota Tangerang

Baca juga: Penjelasan Menteri Budi Gunadi Sadikin, 241 Kasus Gagal Ginjal Anak, 133 Meninggal Dunia

"Jadi tidak langsung kekurangan urin. Ada gejala awalnya. Memang, kalau diare memang bisa menyebabkan dehidrasi, dan dehidrasi ini bisa menambah beban berat pada kondisi ginjal, dan bisa menyebkan resiko gangguan ginjal. Tapi dengan adanya dua kandungan zat tersebut (dietilen glikol, etilen glikol) ternyata saat diteliti juga menyebabkan gangguan pada ginjal, sehingga makin berat beban ginjal tersebut," katanya.

Lebih lanjut, bagi yang awam, ia pun meminta agar orangtua mengawasi jumlah urin yang keluar dari anak.

Dokter Nenni mengatakan, normalnya bayi mengeluarkan urin 4-6 kali sehari, bertambah usia pada lima tahun bisa 8-10 kali. Bila kurang dari itu, orangtua patut mewaspadai. 

"Kalau bayi harus empat atau enam kali sehari. Yang usia lima tahun, delapan atau 10 kali. Kalau orangtua melihat urin sang anak berkurang atau tidak ada sama sekali dalam 24 jam, harus segera diperiksa,' jelasnya.

"Orangtua juga harus tahu, kalau anak sakit, harus cukup minumnya, jangan sampai dehidrasi," lanjut dokter Nenni. (Raf)

 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved