Kesehatan

Tips Antisipasi Cegah Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak dari Apoteker di Kota Tangerang

Sebanyak 206 anak mengidap gangguan ginjal akut progresif atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI).

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Gilbert Sem Sandro
Fitri Amalia, apoteker di Apotek Berkat, di Kota Tangerang. Dia minta orangtua waspada saat memberikan obat kepada anak-anak harus sesuai dengan resep dokter. 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Sebanyak 206 anak mengidap gangguan ginjal akut progresif atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI). 

Dari jumlah tersebut, jumlah kematian mencapai 99 anak, angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65 persen.

Berdasarkan penelitian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI), ditemukan senyawa berisiko menyebabkan gagal ginjal akut pada obat yang dikonsumsi pasien.

Oleh karena itu, Kemenkes RI menginstruksikan untuk memberhentikan sementara peredaran obat sirup atau cair. 

Fitri Amalia, apoteker di Apotek Berkat, Kota Tangerang, mengatakan, setiap orangtua yang memiliki anak usia di bawah enam tahun perlu mewaspadai kasus tersebut.

Pasalnya, ratusan penyakit gagal ginjal akut tersebut telah ditemukan pada anak tersebar di 20 provinsi di Indonesia. 

Baca juga: Penjelasan Menteri Budi Gunadi Sadikin, 241 Kasus Gagal Ginjal Anak, 133 Meninggal Dunia

Baca juga: Para Orangtua Pasien Gagal Ginjal Anak Cemas, Tunggu Kabar dari Ruang Perawatan

"Sebenarnya orangtua tidak perlu panik dengan adanya kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak yang tengah ramai dibicarakan saat ini," kata Fitir Amalia kepada Tribuntangerang.com, Jumat (21/10/2022).

"Namun kewaspadaan terhadap anak-anak harus diperketat," ujarnya lagi.

Fitri mengimbau, orangtua untuk tidak memberikan obat-obatan yang didapatkan secara bebas tanpa anjuran tenaga kesehatan kompeten untuk sementara waktu.

Selain itu, pola hidup bersih dan asupan gizi cukup perlu diperhatikan terhadap anak, agar terhindar penyakit.

"Seperti meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta asupan gizi yang cukup untuk mengurangi potensi anak terkena penyakit," kata dia.

Jika anak menderita demam di rumah, orangtua dapat melakukan tatalaksana non-farmakologis.

Seperti mencukupi kebutuhan cairan tubuh pada anak, hingga melakukan kompres air hangat apabila anak mengalami demam.

Apabila orangtua memiliki anak yang mengalami gejala penurunan frekuensi urine disertai demam segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat. 

"Kepada para orangtua juga diharapkan untuk tidak ragu membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat, jika terdapat tanda-tanda bahaya pada anak," kata Fitri Amalia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved