Nasional

Kongres IPI XV: Bahas Peran Pustakawan dalam Ekosistem Digital Nasional

Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) menggelar Kongres XV dan Seminar Ilmiah Nasional di Surabaya, Jawa Timur.

Editor: Ign Agung Nugroho
Istimewa
Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) menggelar Kongres XV dan Seminar Ilmiah Nasional di Surabaya, Jawa Timur, pada 1 - 4 November 2022. 

TRIBUNTANGERANG.COM - Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) menggelar Kongres XV dan Seminar Ilmiah Nasional di Surabaya, Jawa Timur.

Kegiatan yang berlangsung pada 1 - 4 November 2022 tersebut mengusung tema “Peran Pustakawan dalam Ekosistem Digital Nasional'.

Kongres IPI XV dan Seminar Ilmiah Nasional tersebut dihadiri oleh 600 peserta dari seluruh Indonesia.

 

 

Ketua Umum Pengurus Pusat IPI periode 2018—2021, T. Syamsul Bahri mengatakan, pustakawan akan menghadapi tantangan di masa depan, mengingat pada era disrupsi menuntut pustakawan menjadi mentor, fasilitator, motivator, serta menginspirasi untuk mengembangkan imajinasi kreativitas yang dibutuhkan oleh masyarakat melalui informasi.

“Pustakawan harus berperan dalam meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan masyarakat saat ini seperti berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan membangun kerja sama dalam memecahkan masalah,” kata Syamsul Bahri dalam siaran persnya, Rabu (2/11/2022). 

Menurut Syamsul Bahri, kompetensi global di era disrupsi yang diperlukan pustakawan adalah kemampuan menggabungkan koleksi digital dan tercetak, kemampuan mengakses informasi dengan berbagai format, kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui media yang telah berkembang pesat.

Berkaitan dengan tema yang diangkat, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan bahwa tugas pustakawan tidak sederhana.

“Kemunduran dalam hal sopan santun di Indonesia dalam dunia digital didominasi oleh kelompok usia dewasa berdasar laporan Digital Civility Index dari Microsoft tahun 2022. Tugas pustakawan selain membuat mereka gemar membaca, tetapi juga mengedukasi untuk melakukan interaksi digital secara sopan,” kata Khofifah.

Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, menyatakan pada masa kini, perpustakaan harus berubah ke digital.

“Mau tidak mau, suka tidak suka, perpustakaan harus bertransformasi dari manual ke digital. Karena ini eranya digital,” katanya. 

Kepala Perpusnas juga menyampaikan apresiasi atas kesuksesan provinsi Jawa Timur dalam bidang perpustakaan.

“Dalam beberapa tahun terakhir, provinsi Jawa Timur selalu menjadi juara dalam pengembangan perpustakaan umum," kata Syarif Bando.

"Selain mengikuti kongres dan seminar ilmiah, pustakawan dari berbagai daerah di Indonesia yang hadir, diharapkan mampu melakukan studi tiru keberhasilan provinsi Jawa Timur dalam pengembangan perpustakaan umum,” sambungnya. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved