Pembunuhan di Bekasi

Kejinya 3 Pelaku Pembunuh Berantai di Cianjur, Garut dan Bekasi Terbongkar: Modus Gandakan Harta

Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, dua orang yang dibunuh oleh penipu berkedok gandakan harta itu merupakan TKW

Editor: Jefri Susetio
Tribun Tangerang/Ramadhan LQ
Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran bersama jajarannya memberikan keterangaan pers terkait pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Kamis (19/1/2023). 

Berdasarkan penyelidikan, para korban dibunuh dengan cara dicekik menggunakan kain.

Ada juga korban yang dibunuh menggunakan pestisida dan racun tikus.

Beberapa aksi pembunuhan dengan racun tikus dilakukan ketika para tersangka membunuh keluarga mereka sendiri.

Motif pembunuhan tersebut lantaran para anggota keluarga itu dianggap berbahaya lantaran mengetahui aksi kejahatan para pelaku.

Baca juga: Sambut Imlek, Garuda Tambah Penerbangan ke Pontianak dan Pangkal Pinang

Korban Dikubur di Lubang dan Dibuang ke Laut

Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya menemukan empat kerangka manusia yang dikubur di tiga lubang di Cianjur, Jawa Barat.

Empat kerangka manusia itu diduga korban pembunuhan.

Pelaku yaitu Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehuddin.

Ketiganya juga merupakan pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi yakni Ai Maimunah serta dua anaknya, Ridwan Abdul Muiz (21) dan Muhammad Riswandi (20).

"Lubang pertama berisi kerangka anak kecil diduga atas nama Bayu, umur 2 tahun, di samping rumah pelaku Duloh," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran saat merilis kasus ini, Kamis (19/1/2023).

Di lubang kedua, sambung Fadil, berisi dua kerangka manusia yang diduga bernama Noneng dan Wiwid.

"Lubang ketiga berisi tulang yang diduga bernama Farida," ungkap Kapolda.

Lalu, satu korban lainya di Garut, Jawa Barat dibuang ke laut oleh Wowon cs. Namun, akhirnya bisa diketemukan dan dimakamkan secara laik.

Fadil menjelaskan, saat ini polisi masih mengidentifikasi empat kerangka manusia tersebut.

"Untuk buktikan ini proses identifikasi primer, pemeriksaan DNA, karena ada yang sudah meninggal dua tahun lebih, ada yang baru dua bulan. Tentu proses-proses memastikan identitas korban perlu dilakukan, tidak hanya berdasarkan pengakuan tersangka," ujar Fadil.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved