Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta, Kampung Rawa Buaya yang Dulunya Dipercaya Sebagai Tempat Berkumpulnya Buaya

Jakarta memiliki satu nama kampung unik bernama Rawa Buaya. Pada sejarah Jakarta, Rawa Buaya dulunya dipercaya sebagai tempat berkumpulnya buaya.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
Warta Kota/Rafsanjani Simanjorang
Banjir melanda kawasan RW 02 Kelurahan Rawa Buaya, Jakarta Barat. Bagi warga ini hal biasa, dan harus dihadapi tiap kali hujan deras. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Jakarta memiliki satu nama kampung unik bernama Rawa Buaya. Pada sejarah Jakarta, Rawa Buaya dulunya dipercaya sebagai tempat berkumpulnya buaya.

Di zaman sekarang, siapa yang percaya buaya bisa hidup di Jakarta.

Sungai yang kotor dan pencemaran lingkungan yang semakin parah, membuat sedikitnya hewan yang bermukim di sungai-sungai Jakarta.

Tapi siapa sangka, pada sejarah Rawa Buaya, dipercaya lokasi itu dulunya merupakan tempat favorit para buaya berkumpul.

Tidak ada tulisan resmi tentang Sejarah Rawa Buaya yang diduga menjadi tempat favorit buaya berkumpul.

Namun, mayoritas orang Betawi biasanya memberikan nama sebuah tempat seperti dengan ciri khasnya saat dihuni pertama kalinya.

Misalnya saja penamaan Kebon Jeruk dan Kebon Kacang yang dulunya dipercaya merupakan sebuah kebon sebelum akhirnya menjadi pemukiman.

Dari sinilah, dipercaya Sejarah Rawa Buaya pertama kali muncul karena lokasi yang terletak di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat tempat buaya bermukim.

Baca juga: Sejarah Jakarta, Kali Mookevaart yang Dulunya Deras jadi Asal Mula Penamaan Wilayah Kalideres

Terlebih wilayah tersebut hingga kini kerap menjadi langganan banjir. Sebab lokasi yang rendah dan cekungan.

Dipercaya kawasan Rawa Buaya dulunya ialah sebuah rawa sehingga memiliki bentuk cekungan.

Rawa Buaya adalah nama tanah partikelir, yang diperkirakan dibuka setelah pembangunan Kali Mokervaart selesai tahun 1689 atau di era Hindia Belanda saat Jakarta masih bernama Batavia.

Landmeeter, atau juru ukur, membuat peta sekujur rawa dan memberi nama.

Dipercaya, karena kawasan yang terletak di sepanjang Kali Mookevaart inilah dulunya buaya juga banyak muncul.

Tidak diketahui sejak kapan buaya menghilang dari kawasan Rawa Buaya.

Namun Hindia Belanda pernah mengeluarkan Staatblad No 84 tahun 1862 tentang pemusnahan harimau dan buaya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved