Anggota DPR RI Ini Sentil Zulkifli Hasan Soal Harga Minyak Goreng yang Kembali Meroket
Harga minyak goreng kembali meroket meski pemerintah sudah mematok harga eceran tertinggi (HET) Minyakita Rp 14 000 per liter.
Ia berujar hal itu tak masalah karena sejatinya pendistribusian Minyakita memang untuk dijual di pasar tradisional, bukan pasar modern.
"Ya, memang kita buat pasar-pasar ini (Minyakita). Gitu. Online enggak ada. Memang enggak boleh," ujar Zulhas.
Tambah Pasokan
Dalam memenuhi kebutuhan Minyakita dan menekan harga minyak goreng, Kemendag pun akan menambah pasokan ke pasar sebanyak 50 persen.
Zulhas menyebut suplai yang semula 300 ribu ton, akan ditambah 50 persen menjadi 450 ribu ton.
"Nah, sekarang saya sudah ambil langkah. Awalnya, 300 ribu ton per bulan. Sekarang ditambah. Pengusaha sudah saya panggil. Sekarang tambah 50 persen. 450 ribu ton per bulan," kata Zulhas.
Ia mengatakan distribusi akan dikirim ke berbagai pasar dan akan diawasi setiap hari.
"Distribusi ke pasar. Setiap hari kita awasi. Kan kita ada 20 ribu pasar. Itu kita awasi. Kalau nanti ada ibu-ibu di Bogor pengen cari Minyakita, bisa ke pasar di situ," ujar Zulhas.
Kurang Antisipatif
Pengamat ekonomi dan Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menyoroti kenaikan harga minyak goreng di pasaran.
Herry menilai Pemerintah kurang mengantisipasi jalur distribusi hingga kuantitas permintaan minyak goreng oleh masyarakat.
"Tentunya Pemerintah harus senantiasa memiliki strategi yang antisipatif, analisa pasar dengan baik dan segala high risk di lapangan itu mesti dipetakan oleh kementerian terkait," kata Herry, Selasa (31/1/2023).
Herry menduga ada proses yang dianggap tidak fair ketika distribusi minyak goreng dilakukan ke pedagang pasar.
"Itu dicek ulang lagi apakah ada dugaan permainan ini kan menjelang bulan Ramadhan, dan kejadian selalu berulang saat momen besar sepertinya sudah sistematis,” kata dia.
“Artinya kondisi ini tidak fair. Nah tugas Pemerintah itu cek satu-satu jalur distribusinya sudah benar atau tidak," ujarnya menambahkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.