Harga Minyakita Meroket Sampai Rp 22.600, Ini Rencana Pemerintah untuk Mengatasinya

Harga Minyakita, minyak goreng subsidi pemerintah belum terkendali. Warga masih menemukan banderol Minyakita di atas Rp 14.000 per liter.

Editor: Ign Prayoga
TribunTangerang.com/Yulianto
Ilustrasi: Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan minyak goreng kemasan yaitu MinyaKita, di kantor Kemendag, Gambir, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Harga Minyakita, minyak goreng subsidi pemerintah belum kunjung turun.

Hingga saat ini masih banyak warga yang melaporkan kelangkaan Minyakita di pasaran.

Kelangkaan ini membuat harga Minyakita naik hingga Rp 17.000 per liter.

Bahkan di Provinsi Gorontalo sempat mencapai Rp 22.600/liter.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan pun terus putar otak untuk menanganinya.

Menurut Zulhas, sapaan akrabnya, kelangkaan Minyakita disebabkan penjualannya yang ternyata banyak dilakukan secara online di platform digital, juga di ritel modern.

Padahal seharusnya minyak goreng kemasan bersubsidi itu dijual di pasar tradisional.

Selain itu, kelangkaan disebabkan pula oleh tingginya permintaan Minyakita, padahal kuota yang ditetapkan pemerintah sebanyak 300.000 ton per bulan.

Maka, ketika banyak kalangan yang justru mengonsumsi Minyakita, pasokannya pun menjadi cepat habis.

"Mulanya kan ini minyak curah, harganya paling murah, karena ini termasuk yang ditugaskan, makanya saat itu orang beli perlu tunjukkan KTP," kata Zulhas saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (2/2/2023).

"Nah sekarang kita jadi lebih maju, pakai packing (kemasan), jadinya bagus, semua orang jadi beli Minyakita," imbuh dia.

"Padahal ini kan terbatas, ini harusnya untuk pasar (tradisional). Jadi sekarang, semua orang nyarinya Minyakita, karena kualitasnya bagus, harga Rp 14.000 (kualitasnya) sama dengan yang Rp 20.000," katanya.

"Jadi orang beli ini, sehingga barangnya menjadi kurang," lanjut dia.

Harga eceran tertinggi (HET) Minyakita di pasaran pada dasarnya ditetapkan pemerintah sebesar Rp 14.000 per liter.

Namun seiring dengan stoknya yang langka, di sejumlah daerah terpantau harganya mencapai Rp 17.000 per liter, terutama pada pasar-pasar di wilayah Jabodetabek.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved