Profil Erwin Aksa, Pengusaha Ternamaan Makasar, Masih Keluarga Jusuf Kalla
Perjanjian utang piutang antara eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno diungkap Wakil Ketua Umum Golkar, Erwin Aksa
TRIBUNTANGERANG.COM - Perjanjian utang piutang antara eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno diungkap Wakil Ketua Umum Golkar, Erwin Aksa.
Menurut Erwin Aksa, Anies Baswedan berutang Rp 50 miliar pada Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017.
Kala itu, Anies Baswedan maju sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur (cawagub).
Baca juga: Update Kasus Mobil Dinas Tabrak Reklame, Ibu Kasubag Aset dan Rumah Tangga DPRD Jambi Mundur
Saat itu, pasangan Anies-Sandi kesulitan logistik.
"Waktu itu (Pilkada DKI 2017) logistik susah, yang punya logistik kan Sandi. Sandi punya banyak saham, likuiditas bagus, dan sebagainya," ujarnya.
"Jadi ada perjanjian satu lagi, yang saya kira ada di Pak Rikrik (advokat Rikrik Rizkiyana) itu," kata Erwin Aksa dalam siniar Akbar Faizal yang tayang Sabtu (4/2/2023), dikutip Tribunnews.com.
"Kira-kira begitu, ini yang punya likuiditas itu Pak Sandi, kemudian memberi pinjaman pada Pak Anies," ujarnya.
"Pada waktu itu putaran pertama, lagi tertatih-tatih juga kan. Kira-kira begitu, itu yang saya lihat, ada di Pak Rikrik itu. Nilainya apa ya, Rp50 miliar barangkali," sambungnya.
Saat ditanya Akbar Faizal apakah Anies Baswedan sudah melunasi utangnya, Erwin Aksa meragukannya.
Ia memperkirakan hingga saat ini, utang Anies pada Sandiaga Uno belum lunas.
"Saya kira belum barangkali ya," jawab Erwin.
Profil Erwin Aksa
Lantas, seperti apa profil Erwin Aksa?
Erwin Aksa lahir pada 7 Desember 1975 di Ujungpandang, Sulawesi Selatan.
Ia merupakan putra dari pebisnis sekaligus politisi Muhammad Aksa Mahmud dan Hj Ramlah Kalla, adik Jusuf Kalla (JK).
Mengutip golkarinstitute.org, Erwin Aksa menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Golkar Bidang Penggalangan Strategis.
Seperti sang ayah, selain aktif di dunia politik, Erwin Aksa juga merupakan seorang pebisnis.
Ia saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama Bosowa Group, perusahaan yang didirikan oleh ayahnya.
Dikutip dari buku CEO Wisdom: Kiat 29 Pemimpin Asli Indonesia, Erwin Aksa pertama kali meneruskan kepemimpinan sang ayah di Bosowa Group pada 2006.
Ia ditunjuk menjadi Direktur Utama perusahaan yang bergerak dalam bidang dealer mobil, infrastruktur, perbankan, pabrik semen, perkebunan, pertambangan, hingga properta.
Di bawah kepemimpinannya, Erwin Aksa dinilai berhasil meneruskan kesuksesan Bosowa Group.
Kepiawaiannya sebagai pebisnis, membawa Erik Aksa dipercaya menjadi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2008-2011, dikutip dari buku Bangkitnya Enterprenur Nasionalis.
Bahkan, saat ia masih berusia 29 tahun, dirinya pernah ditunjuk sebagai Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Sulawesi Selatan.
Sebagai pebisnis, Erwin Aksa telah meraih sejumlah penghargaan.
Pada 2009, ia meraih penghargaan Young Entrepreneur of The Year dan Asia Pacific Entrepreneur Award.
Lalu, di tahun 2010, ia menjadi finalis Ernst & Young (EY) Entrepreneur of The Year
Di tahun 2012, ia mendapat penghargaan Tokoh Muda Penggerak Kewirausahaan Nasional dan Tokoh Pembangunan Makassar.
Baru-baru ini, pada 2022, ia dianugerahi Lifetime Achievement Award HIPMI.
Sementara itu, kepengurusan Erwin Aksa di Partai Golkar sudah dimulai sejak 2004.
Kala itu, ia menjadi Wakil Bendahara DPR Golkar Sulsel periode 2004-2009.
Setelahnya, ia pernah menjadi Wakil Bendahara DPP Golkar (2009-2019) dan Kepala Bidang Perdagangan & Perindustrian DPP Golkar (2016-2020).
Erwin Aksa Sempat Aktif di Dunia Olahraga.
Ia pernah menjabat sebagai Ketua PB Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Sulsel (2001-2003 dan 2003-2006).
Lalu, Direktur Operasional PSM Ligina IX (2002-2003), dan Manajer Umum PSM Liga Pro X (2003-2004).
Riwayat karier Erwin Aksa, dikutip dari Wikipedia:
1. Dewan Komisaris Bosowa Group (November 2015-sekarang);
2. Direktur Utama PT Bosowa Energi (April 2005-sekarang);
3. Direktur Eksekutif dan Wakil VPD PT Semen Bosowa Maros (Mei 1997-2015);
4. Anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN) (Juni 2010-2014);
5. Presiden Direktur Bosowa Group (Juni 2008-2015);
6. CEO Bosowa Group (Januari 2006-Mei 2008).
Baca juga: Dulu Terkenal Kini Lia Ladysta Jatuh Miskin, Jual Ponsel untuk Beli Tiket ke Jakarta
Berperan Penting saat Pembentukan Duet Anies-Sandi
Pada Pilkada DKI 2017 silam, Erwin Aksa bisa dibilang menjadi sosok yang berperan penting dalam duet Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Hal ini bermula saat dirinya bersama Rosan Roeslani yang menjabat sebagai Ketua KADIN Indonesia, diundang ke Istana Negara.
Tetapi, keduanya memilih pulang lebih awal,
Dalam perjalanan pulang, Erwin Aksa dan Rosan menghubungi Sandiaga Uno yang kala itu akan maju sebagai calon Gubernur DKI.
Sandi berencana maju bersama eks Bupati Batang, Yoyok Riyo Sudibyo.
Namun, rencana tersebut gagal karena NasDem membatalkannya.
"Saya ingat kami berdua, saya dan Pak Rosan di mobil berjam-jam berpikir bagaimana mencari pasangan Pak Sandi. Kemudian terlintas nama Anies Baswedan," tuturnya, dalam video berjudul Erwin Aksa: The Untold Story.
Erwin Aksa kemudian meminta pendapat JK yang kala itu tengah berada di Amerika Serikat untuk agenda Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Beliau mengangkat telepon saya memberikan masukan kalau mau menang harus yang berpengalaman," katanya.
"Paling tidak Anies sudah pernah menjadi menteri walau hanya beberapa tahun. Beliau meminta saya dan Pak Rosan untuk meyakinkan Sandi untuk ikhlas menjadi nomor dua atau calon Wakil Gubernur," tuturnya.
Lalu, Erwin Aksa diperintahkan untuk menghubungi ayahnya, Aksa Mahmud, yang kenal dengan Sudirman Said, sosok yang sering berhubungan dengan Anies Baswedan.
Tetapi, mereka sempat mengalami kebuntuan karena tak menghasilkan keputusan apapun saat bertemu di Hotel Gran Melia.
Akhirnya, Erwin Aksa dan Rosan putar balik ke Sandiaga Uno untuk mendiskusikan soal Pilkada DKI 2017.
Erwin Aksa mengungkapkan Sandi cukup berbesar hati untuk menerima menjadi cawagub karena Anies menegaskan tak akan maju jika bukan menjadi cagub.
"Kami bangga Pak Sandi dengan berbesar hati kemudian menerima untuk menjadi orang nomor dua," sambungnya.
"Kemudian Pak Rosan menghubungi saya tentang kabar baik itu. Karena Pak Aksa, ayah saya, mengatakan kalau tidak jadi nomor satu, Pak Anies tidak ingin maju," kisahnya.
Setelahnya, Erwin Aksa menghubungi ayahnya, menyampaikan bahwa sang ayah ditunggu di rumah Prabowo Subianto di Kertanegara.
"Beliau sempat tak percaya, menganggap saya bercanda malam itu. Saya akhirnya beri alamat rumah Pak Prabowo ke ayah saya," tambah Erwin Aksa.
Akhirnya, ayah Erwin Aksa menemui Prabowo di Kertanegara, berbicara hingga Prabowo ikhlas menerima Anies bisa jadi calon gubernur dari Gerinda dan PKS pada saat itu.
"Saya melihat Pak Prabowo sebagai negarawan yang mau menerima Mas Anies yang kritik keras Pak Prabowo di Pilpres 2014," ujarnya.
"Anies datang ke Kertanegara, disepakat Anies calon gubernur, Sandi Uno calon wakil gubernur," tandasnya.
Pasangan Anies-Sandi pun akhirnya memenangkan Pilkada DKI Jakarta pada 2017.
Baca Berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Theresia Felisiani)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil Erwin Aksa yang Sebut Anies Baswedan Punya Utang Rp50 M pada Sandiaga Uno
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.