Sejarah Jakarta
Sejarah Jakarta, Vila Andries Hartsinck di Polsek Palmerah jadi Awal Permukiman, Sarat Cerita Mistis
Gedung Polsek Palmerah ternyata memiliki sejarah Jakarta yang panjang. Di Polsek tersebut terdapat sebuah vila tua peninggalan bekas Belanda.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Gedung tua selalu menyisakan cerita panjang. Namun kerap, cerita panjang itu jadi tersisihkan oleh cerita mistis.
Salah satu gedung tua yang punya cerita mistis di Jakarta ada Gedung Polsek Palmerah di Jakarta Barat.
Gedung Polsek Palmerah ternyata memiliki sejarah Jakarta yang panjang. Di Polsek tersebut terdapat sebuah vila tua peninggalan bekas Belanda.
Polsek Palmerah sendiri terletak di Jalan Palmerah Barat persis di belakang Universitas Binus.
Sekilas, tidak ada yang aneh pada kantor Polisi tersebut.
Persis di seberang bangunan baru yang dijadikan Kantor Polsek Palmerah terdapat bangunan tinggi dua lantai.
Bangunan tinggi dua lantai yang satu halaman dengan Polsek Palmerah itu bernama Gedong Tinggi Palmerah.
Di Gedong Tinggi Palmerah masih terlihat sisa-sisa kejayaan Batavia di era Hindia Belanda.
Pada desain Gedong Tinggi Palmerah terdapat empat pilar dengan lekukan besi tempa yang menyangga atap terasnya.
Tampak depannya menghadap arah matahari terbit.
Perkarangannya luas, bangunan itu di desain menyesuiakan dengan iklim tropis, bangunan ini dibangun dalam dua lantai, lantai dasarnya bergaleri, bergaya atap tradisi jawa dan memiliki atap ganda yang meluas ke semua sisi.
Lantai dasar berubin dengan pola dekoratif, sementara lantai ruang atasnya dari kayu jati, boleh dikatakan inilah kearifan kolonial.
Jendelanya yang besar memberikan kesejukan. Udara dan cahaya mengisi seluruh ruangan.
Baca juga: Sejarah Jakarta, Melihat Jejak Tradisi Minum Teh Warga Tionghoa di Pantjoran Tea House
Siapa sangka, dalam sejarah Gedong Tinggi Palmerah, gedung itu dibangun tahun 1790.
Di massa itu, Gedong Tinggi Palmerah menjadi bangunan tertinggi di kawasan Palmerah.
Dikutip dari National Geograpic Indonesia, gedung itu dahulunya merupakan vila Andries Hartsinck, seorang petinggi VOC di Batavia.
Harstsinck yang kemudian menjadi Residen membangun villa nya di pinggiran Batavia (kini kawasan Kota Tua), tepatnya samping Kali Grogol.
Vila milik Hartsinck berarsitektur Nederlandsche-Indische.
Dulunya, pada Sejarah Gedong Tinggi Palmerah, banyak penduduk dari Batavia yang membangun sebuah villa di luar bagian tembok kota.
Harapannya mereka dapat hidup bebas dari penyakit Malaria yang pada saat itu sedang melanda sekitar Kota Batavia.
Pada saat landhuis ini dibangun, daerah Palmerah masih berupa hutan karena berada jauh di pinggir Kota Batavia.
Di bagian depan landhuis kemudian dijadikan kebun yang luas.
Keberadaan Gedong Tinggi Palmerah ini menjadi tonggak sejarah dimulainya pemukiman di daerah Palmerah yang kemudian diikuti dengan didirikannya Stasiun Palmerah pada akhir abad ke-19.
Baca juga: Sejarah Jakarta, Cengkareng yang sudah ada Sejak Hindia Belanda, Sempat masuk Wilayah Tangerang
Baca juga: Sejarah Jakarta, Lebak Bulus dulu Lembah Berlumpur yang Dihuni Kura-kura, kini Mentereng dengan MRT
Berbeda dengan gedong-gedong peninggalan Hindia Belanda yang dibongkar, Gedung Tinggi Palmerah kini dilindungi oleh Undang-Undang Monumen STRL 1931 No. 238 dan berada dalam pengawasan Pemerintah DKI Jakarta, Dinas Museum dan Sejarah.
Pengelolannya juga diserahkan kepada Polsek Palmerah.
Di lantai dasar gedung, masih difungsikan kantor dinas Polsek Palmerah. Teras yang luas juga kini kerap digunakan sebagai tempat acara seperti pelantikan ataupun pengajian.
Sayangnya, suasana sepi setiap malam hari membuat Gedong Tinggi Palmerah sarat dengan cerita mistis. Beberapa kisah mistis disebut dialami oleh warga sekitar yang tinggal di sekitar Gedong Tinggi Palmerah.
Bahkan, sejumlah siswa yang terlibat tawuran sempat ciut saat ditantang untuk uji nyali di Gedong Tinggi Palmerah ketika malam hari.
Sejarah Jakarta, TPU Tanah Kusir Dulunya Milik Seorang Kusir yang jadi Kaya Raya Gara-gara Kentut |
![]() |
---|
Sejarah Jakarta, TPU Karet Bivak Dulunya Perkebunan Karet yang Kini ada 48 Ribu Makam |
![]() |
---|
Sejarah Jakarta, Melihat Jejak Tradisi Minum Teh Warga Tionghoa di Pantjoran Tea House |
![]() |
---|
Sejarah Jakarta, Cengkareng yang sudah ada Sejak Hindia Belanda, Sempat masuk Wilayah Tangerang |
![]() |
---|
Sejarah Jakarta, Lebak Bulus dulu Lembah Berlumpur yang Dihuni Kura-kura, kini Mentereng dengan MRT |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.